hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Unlucky Bride

Unlucky Bride

Author:Kia95

Pengantin Pengganti | Finished

Introduction
Hanna Wilona diminta menjadi pengantin pengganti kakak sahabatnya bernama Kenzo Putra Salim. Sahabatnya Shakira meminta Hanna untuk menikah dengan kakaknya sendiri. Karena calon kakak iparnya kabur di hari pernikahannya sendiri. Untuk menghindari rasa malu, Shakira meminta Hanna untuk menggantikan calon kakak iparnya. Awalnya Hanna merasa keberatan, apalagi Hanna tahu jika kakak sahabatnya itu tidak menyukai dirinya. Namun, karena Shakira terus mendesak dan memohon padanya. Hanna pun menyerah dan terpaksa menerima keinginan Shakira. Hanna yang selalu berpenampilan culun dengan kacamata, seketika berubah menjadi wanita yang cantik dengan balutan baju pengantin. Kenzo bahkan tidak menyadari wanita yang menggantikan kekasihnya itu adalah Hanna. Setelah acara pernikahan selesai, dan mereka pulang ke rumah. Kenzo baru tahu, jika dirinya menikah dengan si culun. Kenzo sangat marah dan tak terima dengan kelakuan adiknya itu. Keesokan harinya, Kenzo meminta Hanna untuk menandatangani surat perceraian, dan dia akan memberikan uang kompensasi pada Hanna. Apakah Hanna menerimanya? Dan mau berpisah dengan Kenzo?
Show All▼
Chapter

Terdengar suara muntah keluar dari mulut seorang wanita cantik yang tengah duduk di depan meja rias.

Uweek.. Uweek..

“Ehm.., aku permisi ke toilet sebentar,” ucap wanita itu seraya membekap mulutnya dengan tangannya.

Dia beranjak bangun dari duduknya, dia tidak menghiraukan gaun indahnya yang menjuntai menyapu lantai. Dia terus berjalan cepat menuju ke arah toilet untuk memuntahkan isi perutnya.

Melihat pemandangan itu, beberapa orang yang dari tadi mempersiapkan penampilan wanita itu hanya bisa menghela napas panjang.

“Mual lagi, kalau sakit kenapa minta nikah buru-buru sih!!” gerutu Shakira saat melihat bayangan wanita itu yang sudah berjalan keluar ruangan.

Dia mengeluarkan keluhannya pada temannya yang bernama Hanna gadis cantik berkaca mata dengan rambut di ikat kuda, yang tengah memegang kuas make up di tangannya.

“Hei.., sudah jangan marah-marah mulu. Mungkin calon kakak iparmu sedang tidak enak badan,” ucap Hanna yang memaklumi.

“Dia sudah muntah dua kali. Bagaimana kegiatan pemotretan prewedding bisa berjalan lancar? Kalau dia saja tidak fit, kita dari tadi hanya membuang-buang waktu untuk merapikan riasannya saja. Tanpa satu pun yang dapat kita foto,” gerutu Shakira yang berada di sebuah studio foto karena harus mengurus foto prewedding kakaknya.

Hanna yang bisa menampilkan senyuman tipis mendengar gerutuan sahabatnya itu. “Ya sudah sabar saja, mungkin sebentar lagi juga selesai. Ingat dia itu calon kakak iparmu, jadi kamu harus sabar demi kakakmu juga.” Hanna disini bekerja untuk merias calon pengantin.

“Tapi, han. Ini sudah mepet waktu, bagaimana bisa selesai kalau waktu tinggal seminggu lagi? Belum kegiatan lain yang harus kita siapkan juga,” gerutu Shakira yang masih tak reda.

Tak lama kemudian datang seorang pria tampan dengan penampilan santai tengah memegang kamera. “Gimana Sha? Calon kakak iparmu sudah siap belum?” tanya Benny.

“Belum, lagi di toilet tuh orangnya,” jawab Shakira dengan wajah jutek.

Benny yang hari itu bertugas membantu Shakira memotret prewedding kakak iparnya gadis itu.

“Iya, masih di toilet. Sepertinya dia sedang sakit, soalnya dari tadi muntah mulu,” ucap Hanna ikut menimpali.

Beberapa menit berlalu, kakak ipar Shakira belum juga kembali. “Lama banget sih tuh orang,” gerutu Shakira kembali sambil menatap jarum jam di pergelangan tangannya.

“Lagi hamil kali dia, makanya muntah-muntah mulu,” celetuk asal Benny dengan santai tanpa dosa.

Shakira dan Hanna seketika terkejut, dan sontak membulatkan matanya mendengar perkataan Benny.

“Ben, aku ini lagi kesal. Jangan sampai mulutmu itu aku sumpel pakai tisu.” Shakira kesal mendengar perkataan Benny itu.

“Iya, Ben. Kamu jangan asal bicara seperti itu, gak baik tahu.”

“Ya kan cuma bercanda doang. Lagian kalian serius amat tanggapannya.”

“Bercandaan kamu itu gak lucu. Kalian berdua malah bikin aku tambah kesal saja.”

Shakira pun berjalan keluar meninggalkan kedua sahabatnya itu. “Ya dia malah ngambek.”

Setengah jam berlalu, akhirnya calon pengantin pun datang dengan wajah pucat di dampingi sang calon mempelai pria.

Shakira yang melihat kakaknya datang bersama calon kakak iparnya itu pun berjalan mendekat, hendak melampiaskan kekesalannya.

“Kakak ini sudah kedua kalinya,” ucap Shakira yang ikut duduk bergabung dengan kakaknya yang bernama Kenzo.

“Sabar, Sha. calon kakak iparmu sedang kurang enak badan,” ucap Kenzo menatap ke arah calon istrinya, dengan raut wajah yang cemas dan tidak mempedulikan wajah sang adik yang sudah masam.

“Kakak ini, sudah memberitahu aku akan pernikahan yang terburu-buru ini. Kakak nggak tahu apa? Begitu banyak persiapan yang harus dilakukan sebelum menikah. Aku ingin pernikahan kakak terlihat sempurna. Apalagi kakak seorang pemimpin perusahaan, yang pastinya banyak kolega yang akan hadir di pernikahan kakak. Tapi semua itu jadi tertunda karena hal ini,” gerutu Shakira yang bertugas sebagai WO yang mengurus pernikahan kakaknya.

Shakira bahkan mengingat perkataan kakaknya yang tiba-tiba mengungkapkan keinginannya untuk menikahi wanita yang telah dia pacari selama 5 tahun, dan itu membuat Shakira kebingungan untuk mempersiapkan semuanya.

“Kalau dia kurang sehat, kenapa pernikahan kalian tidak diundur saja?”

“Davira tidak mau diundur.”

Tiba-tiba pikiran Shakira teringat akan perkataan Benny yang terdengar santai itu. Walau itu dipikir sebagai candaan, namun entah mengapa dia juga jadi ragu, dan berpikir calok kakak iparnya itu mual karena hamil.

“Kak, apa mungkin dia mual karena tengah hamil? Dan karena itu kakak meminta pernikahan diadakan secara terburu-buru?”

Kenzo yang mendengar perkataan adiknya itu, langsung menoyor kepala adiknya itu. “Kamu ini mikir apa sih, Sha? Jangan bicara sembarangan, aku ingin bukan pria seperti itu. Walaupun kami pacaran selama 5 tahun, kakak tidak pernah menyentuh Davira sedikitpun dan kakak menghargai Davira sebagai wanita baik-baik.”

“Benarkah? Jangan berbohong padaku? Kakak masih normal kan?” ucap Shakira yang curiga.

“Tentu saja aku masih normal. Kau pikir aku kenapa? Lagipula Davira itu wanita baik-baik dan berpendidikan. Aku ini seorang kakak yang punya adik perempuan, mana mungkin aku macam-macam dengan wanita.”

Shakira yang mendengar perkataan kakaknya pun menarik napas lega. Sekaligus terharu karena kakaknya bisa menahan diri untuk tidak menyentuh wanita yang dicintainya, sebelum mereka menikah.

*

*

*

Seminggu kemudian.

Di sebuah bangunan yang mewah dan megah, terlihat seorang gadis cantik berkacamata tengah berdiri menatap takjub tempat yang akan menjadi saksi sebuah pesta pernikahan yang mewah.

“Kak Hanna harus semangat. Semoga pekerjaan kakak berjalan lancar dan setelah kakak selesai merias model terkenal sekelas Davira. Job rias kakak bisa semakin banyak dan aku bisa lanjut daftar kuliah.”

Hanna mendapat sebuah kata penyemangat dari adiknya, yang menyiratkan harapan besar pada dirinya. Semangat Hanna menjadi berkali-kali lipat untuk melangkah meraih mimpinya, dan bisa mengabulkan keinginan sang adik.

Hari ini adalah hari yang dia tunggu-tunggu, sebuah pernikahan megah antara pengusaha Kenzo dengan model terkenal bernama Davira.

Ada rasa senang dan bangga pada dirinya sendiri, dimana dia mendapatkan kesempatan emas dari Shakira sahabatnya. Dia bisa merias model itu di hari pernikahannya, menjadi sebuah kesempatan yang besar untuk karier Hanna. Apalagi Hanna adalah tulang punggung keluarganya.

“Aku harus bisa melakukan yang terbaik untuk semuanya. Aku harus bisa sukses, demi biaya daftar kuliah adikku,” pikir Hanna.

Sebelum masuk ke dalam ruangan, Hanna menarik napas panjang, dan berusaha menyakinkan dirinya akan keberhasilan yang akan dia dapat.

Perasaan menjadi campuk aduk antara senang, gugup, dan khawatir menjadi satu. Dengan langkah semangat dan senyum yang mengembang Hanna menyusuri tempat yang sudah diberitahu Shakira sahabatnya itu.

Setelah beberapa menit, akhirnya Hanna sampai di depan sebuah ruangan. Tempat dimana dia akan merias sang pengantin wanita.

Sebelum membuka pintu ruangan, Hanna kembali menarik napas panjang, agar rasa gugupnya sedikit berkurang. Lalu dia membuka pintu ruangan itu dan masuk ke dalam ruangan tersebut.