hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Menjadi Istri Majikan

Menjadi Istri Majikan

Author:Nona Girly

Kawin kontrak | Updating

Introduction
"Aku akan membayarmu 1 miliar setiap bulan jika kau mau menjadi istriku dan siap menampung benihku di rahimmu." *** Arabella, gadis miskin yang bekerja sebagai salah satu anggota di ‘Paradise Team’, perusahaan kecil yang merekrut jasa asisten rumah tangga secara professional. Ia dibeli oleh Tuan Nelson untuk dijadikan pembantu di rumahnya. Tuan Nelson si CEO muda yang tidak sempat mencari pendamping hidup itu terpaksa harus melirik Bella untuk dijadikan istri, sebab ayahnya yang sedang sakit parah ingin melihat seorang cucu disisa waktu hidupnya. Akhirnya, keduanya menandatangani pernikahan kontrak.
Show All▼
Chapter

"Bagaimana? Apakah kau siap melakukan malam pertama kita?"

Suara berat pria dewasa mengejutkan Bella. Tuan Nelson, sudah kembali ke dalam kamar setelah selesai menemani kepulangan para tamu pesta.

Bella yang masih mengenakan baju pengantin dan sedang duduk di pinggir ranjang itu menjawab dengan tergagap. "T-tapi aku belum bersiap-siap, Tuan."

"Tidak perlu! Begini saja, aku tidak suka basa-basi."

Kedua tangan Bella meremas gaun putih mahal itu. Keringat dingin bercucuran. Ia semakin gugup ketika majikan yang kini sudah sah menjadi suaminya membuka baju dan hanya mengenakan celana pendek di atas paha.

Pria tersebut berjalan ke arah gadis itu, dan kemudian mengambil duduk di sebelahnya.

Bukkk!

Tuan Nelson mendorong tubuh Bella ke atas ranjang yang sudah di penuhi kelopak-kelopak bunga mawar merah yang wangi. Bella bergemetar. Sebab, selama ini tubuh mulusnya itu belum pernah tersentuh oleh pria mana pun.

Pria itu menyingkap bawah gaun Bella sambil berkata, "Kita harus melakukannya dengan cepat, karena setelah ini aku akan pergi keluar kota untuk perjalanan bisnis."

Bella tercengang, dalam hatinya berucap, "Secepat itu?"

Tuan Nelson mengeluarkan senjata dibalik celananya. Hanya dengan meraba bagian tubuh intim milik Bella, pria itu langsung saja menjalankan aksinya.

Aaakk!

Bella menjerit kencang. Rasa sakit mulai terasa ketika Tuan Nelson berulang kali mengayunkan pinggulnya dengan kuat. Gadis itu mengerang kesakitan, sementara Tuan Nelson menikmati permainannya.

Hanya hitungan menit saja, pria itu telah mencapai klimaksnya.

Aaahh!!

"Done!" ujar Tuan Nelson, setelah itu ia beringsut mundur dan kembali mengenakan pakaiannya.

Sementara Bella, masih dengan posisi telentang pasrah menahan rasa sakit yang masih tersisa. Bagaimana tidak, ia bahkan belum terangsang sedikit pun, tapi cairan hangat pria itu sudah keluar.

"Aku akan kembali besok. Kau harus banyak-banyak minum vitamin dan konsultasi pada dokter kandungan. Agar anak ku cepat hadir," ujar Tuan Nelson sambil mengenakan kancing bajunya dengan tergesa-gesa.

“Jangan lupa, bersihkan noda merah itu,” perintahnya pada Bella menunjuk bercak selaput dara gadis itu di sprei putih.

***

10 jam yang lalu

“Welcome to Paradise Team!”

Landmark bertuliskan kalimat tersebut terpampang jelas di atas pintu masuk sebuah gedung mini. Di dalam sana, seorang gadis sedang merapikan pakaian dan rambutnya yang sempat berantakan tidak beraturan karena berlari tergesa-gesa. Hari ini adalah hari pertamanya bertemu dengan Nyonya Wade, si pemilik perusahaan Paradise Team yang terkenal menakutkan. Maka dari itu, penampilannya harus sempurna dihadapan bos wanitanya.

Tok! tok! tok!

“Masuk!” Suara wanita dewasa terdengar tegas.

Langsung saja gadis itu membuka pintu dengan pelan dan melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam ruangan yang bernuansa serba putih.

Di kursi kerja, seorang wanita berkaca mata sedang fokus menatap komputernya. Matanya tidak sedikit pun melirik ke arah tamunya yang baru saja tiba.

Sementara Bella masih berdiri di hadapannya dengan posisi sesopan mungkin. Jantungnya berdetak kencang karena gugup. Melihat penampilan Nyonya Wade dengan outfit elegan saja sudah membuat mental gadis itu mengecil.

Setelah bergumul dengan pekerjaannya, Nyonya Wade membuka kaca mata dan satu tangannya bergerak ke depan, memberi kode kepada Bella untuk duduk.

“Kau terlambat sekitar 2 menit,” ujar Nyonya Wade membuka suara sambil melirik ke arah benda bertali kecil yang melingkar di pergelangan tangannya.

“Maaf, Nyonya.”

“Jika kau bukan calon pembantu dari orang terpandang, aku sudah menghukummu karena keterlambatanmu hari ini.”

Bella hanya menundukkan kepalanya.

“Kau sudah tahu kan mengapa aku memanggilmu?”

Bella menggelengkan kepalanya. “Belum tahu, Nyonya”.

“Kau beruntung karena baru saja dipinang oleh seorang pengusaha muda yang terbilang sangat sukses di negeri ini.” Nyonya Wade memberi tahunya tentang kabar tersebut. Hal itu membuat Bella terkejut dan bingung. Pasalnya, ia baru bergabung tiga hari dan tentu belum memenuhi syarat yang ditawarkan Paradise Team untuk boleh bekerja.

Diketahui, syarat anggota yang akan bekerja harus dikarantina selama dua minggu penuh untuk dilatih. Setelah itu, mereka akan melamarkan diri untuk dipinang oleh keluarga kaya yang membutuhkan jasa asisten rumah tangga diberbagai bidangnya. Seperti pembantu, babysitter, security, bahkan asisten pribadi.

“Tapi Nyonya...” Belum sempat Bella menyelesaikan kalimatnya, Nyonya Wade memotong. “Ya aku tahu kau baru 3 hari di karantina. Tapi, Tuan Nelson menginginkan orang yang sudah berpengalaman menjadi pembantu, dan menurut data dari 30 anggota yang mengambil bidang pembantu, hanya kau yang pernah bekerja sebelumnya.”

Bella menelan salivanya. Sungguh ia benar-benar tidak menyangka akan mendapat kerja secepat ini di Paradise Team. Walau pun sebelumnya ia juga sudah pernah menjadi pembantu, tapi tidak sebahagia hari ini mendapat majikan secara resmi.

“Baik, Nyonya. Jadi kapan saya mulai bekerja?”

“Hari ini,” jawab Nyonya Wade tanpa melirik ke arah Bella.

"Berkemas sekarang, dan datanglah ke alamat ini!" perintah Nyonya Wade sembari memberikan secarik kertas resmi yang berisikan alamat majikan baru Bella.

Bella menerimanya dan kemudian pamit untuk undur diri dihadapan Nyonya Wade.

Tangan Bella bergemetar ketika membaca kertas yang ia pegang. Sebab alamat rumah majikan barunya terletak di perumahan elit yang terkenal di negara tersebut. Kakinya melangkah untuk bergegas kesana. Perumahan Golden House tidak begitu jauh dari kantor pusat Paradise Team. Hanya berjarak 7 menit perjalanan jika ia menaiki bus.

Ting! ting!

Tidak lama Bella menekan bel, pintu tersebut terbuka.

Ceklek!

Muncul lah pria jangkung bertubuh atletis, berkulit putih dan memiliki hidung mancung. Penampilan fisiknya benar-benar sempurna.

"Selamat siang, Tuan Nelson. Saya Arabella, pembantu pesanan Tuan yang dikirimkan oleh perusahaan Paradise Team." Gadis itu memperkenalkan dirinya dengan ramah. Senyum yang merekah tidak lepas dibibirnya. Hari pertamanya bertemu dengan majikan baru, jadi ia harus menjaga sikap semanis mungkin.

"Masuk!” Tuan Nelson mempersilahkan Bella masuk ke dalam rumah dengan berjalan lebih dulu. "Aku tidak perlu memberi tahumu tentang ruangan dirumah ini, kau tinggal baca denah lokasi di situ.” Menunjuk ke arah dinding yang terdapat kertas persegi panjang.

"Kau boleh bekerja dari sekarang. Jika kau akan pulang, tunggu semua pekerjaanmu selesai, dan jika akan menginap tidur lah di kamar belakang," ujar Tuan Nelson memberi tahu Bella.

Pria tersebut langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar melanjutkan istirahatnya.

Gadis itu pun mulai bergegas bekerja.

Drrtt! drtt! drtt!!

Gawai Tuan Nelson bergetar, mengusik matanya yang hampir terpejam. Tangannya meraih benda pipih tersebut. Di layar tertera nama asisten pribadi Tuan Ramos, ayah kandungnya.

"Ada apa?"

"Tuan muda, Tuan besar tidak bisa tidur. Beliau terus meracau meminta seorang cucu dan mengancam akan bunuh diri saja."

Tiiitt!

Sambungan telepon sengaja di putuskan oleh pria tersebut. Ia bosan mendengar permintaan gila ayahnya itu. Tuan Ramos ingin segera puteranya menikah dan memberinya seorang cucu. Padahal, Nelson selama ini hanya fokus dengan berbagai perusahaan miliknya dan tidak ada waktu untuk berkencan. Bahkan, terakhir kali ia memiliki kekasih ketika masih usia 18 tahun. Tepat 15 tahun yang lalu.

Ketika hendak mengambil minum ke dapur, netranya tidak sengaja menangkap Bella yang sedang menyapu. Sebuah ide langsung muncul di kepalanya.

“Namamu Bella?” tanya Tuan Nelson setelah membaca name card gadis itu.

Bella hampir terkejut mendengar suara pria di belakangnya. Ia membalikkan badan dan menjawab, “Benar, Tuan”.

“Kau sudah punya suami? Sudah pernah menikah sebelumnya?”

Gadis itu heran mendengar pertanyaan aneh dari majikannya. Namun, ia harus tetap menjawab. “Belum, Tuan.”

“Kalau begitu, kau mau menikah denganku? Aku akan membayarmu 1 miliar setiap bulan jika kau mau menjadi istriku dan siap menampung benihku di rahim mu."