hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Tuanku Sayang

Tuanku Sayang

Author:ARCELYOS

Roman Dewasa | Updating

Introduction
Archy adalah gadis cantik 29 tahun yang memutuskan untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman seorang CEO setelah dipecat. Tuan Camelyo sang pemilik rumah, merupakan pria 32 tahun yang cukup ceroboh, dan sulit mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Pekerjaan tersebut mempertemukan juga Archy pada Reyhan, seorang Dokter hewan yang merupakan sahabat Tuan Camelyo sejak kecil dan Agus sang petugas minimarket yang menjadi asisten di kantor Tuan Camelyo. Siapa sangka ketiga pria itu jatuh cinta padanya? Namun, Archy telah menaruh hati pada Tuan Camelyo sejak awal, begitupun sebaliknya. Mereka berdua mengaku saling mencintai dan keduanya melepaskan kesucian yang sama-sama mereka jaga. Namun, sayang. Cinta mereka harus berakhir karena Archy harus menghadapi pernikahan dengan Reyhan yang lebih dulu melangkah. Bagaimana Archy dan Tuan Camelyo menghadapi badai percintaan dalam keadaan tidak bisa bersama itu? Design cover by: @wnc_design
Show All▼
Chapter

Archy memandang sebuah rumah kokoh berdinding putih. Rumah tersebut terasa sangat aesthetic dengan penampilan yang minimalis dan pemilihan kayu sebagai furniture. Nampak sekali hunian tersebut dimiliki oleh seseorang yang memiliki penghasilan di atas rata-rata.

"Oalah, gede banget rumahnya!" Archy mengaitkan tas yang melorot, tas tersebut lepas saat melingkari pundaknya.

Archy adalah sosok gadis berusia 29 tahun. Ia baru terkena pemutihan alias pemecatan paksa karena Pabrik tempatnya bekerja itu harus tutup akibat pandemi. Akhirnya ia mendapatkan tawaran menjadi seorang Asisten rumah tangga bagi seorang CEO. Info tersebut ia dapatkan dari salah satu temannya yang juga seorang ART.

Awalnya ia gengsi melakukan pekerjaan tersebut. Archy merupakan salah satu pegawai pabrik yang memiliki paras paling cantik dan penampilannya sangat trendi. Akan tetapi lama-lama nalar Archy memusatkan segalanya pada uang. Ia tidak peduli bentuk seperti apa pekerjaannya, selagi pekerjaan tersebut halal ia kerjakan.

Jaman sekarang cari uang susah bukan? Selagi di bayar mahal apa salahnya menjadi seorang pembantu? Gengsi nomor dua, uang nomor satu! Tekad Archy begitu kuat. Tidak goyah dan kokoh, ibarat tembok yang sudah dilapisi plastisin dan juga semen delapan roda.

Bye kehidupan trendi! Jadi pembantu tak mengapa asal perut kenyang, apalagi kebutuhan keluarga tercukupi dan yang terpenting kuotanya penuh untuk streaming drakor! Maka, nikmat mana yang hendak kau dustakan?

"Ting... tong!"

Bel rumah itu dipencet dengan gembira oleh Archy. Dalam bayangannya, di balik pintu rumah tersebut ada sosok keluarga idaman yang akan menyambut kedatangan Archy dengan hangat.

Pasti CEO tersebut sudah tua dan gampang encok! Archy tertawa sendiri dalam khayalan yang ia buat dalam benak. Ia tengah membayangkan sosok sang istri sibuk mengomeli suaminya dan anak-anak mereka yang protes tentang banyak hal.

Ah, begitulah kehidupan seorang pembantu. Oke biar sedikit beken, nama profesi tersebut adalah, Asisten rumah tangga! Archy pasti akan bekerja dengan baik di keluarga itu, sesuai seperti apa yang di rekomendasikan teman Pabriknya. Ia berjanji akan bekerja dengan sangat baik!

"Jegreg!"

Pintu rumah tersebut dibuka. Archy yang memiliki bola mata besar itu membelalakan mata.

Di dapatinya seorang pria muda, dengan celana pendek, kaus gombrong dan rambut acak-acakan menyembul dari balik pintu. Matanya monolid, mirip mata seekor naga.

"Maaf mbak, saya gak beli abate!" tukas pria itu sambil mengibaskan tangan.

Abate? Archy mengkerutkan kening. Apakah Archy terlihat seperti sales abate keliling?! Oh tidak, sepertinya kemeja kebesaran dan dalaman kutung membuat Archy seperti seorang sales keliling.

"Maaf Mas, saya gak jual abate!" jawab Archy.

Lelaki itu mengernyitkan dahi.

"Trus jual apa? Sticker do'a? Udah banyak Mbak, lain kali ya!"

Lelaki itu hendak menutup pintunya, namun Archy menahan pintu tersebut.

"Maaf Mas, saya asisten baru!" ujar Archy.

Lelaki itu tertegun, dan Archy terkejut ketika gagang pintu yang dipegang lelaki itu copot.

Astaga dugong! Bagaimana kenop pintu itu bisa copot?-Pikir Archy.

"Demi kerang ajaib, kenapa copot terus!" omel lelaki itu, ia kemudian gantian menatap Archy. "Masuk deh, kupikir sales abate. Ternyata kamu mau kerja toh."

Archy mengerucutkan bibir. Ada apa dengan sales abate? Kok lelaki ini julid sekali. Apa pernah menelan abate sehingga trauma?

"Duduk deh, anggap aja rumah orang." Lelaki itu menunjuk sofa.

Archy ragu. Di sinetron asisten biasanya duduk di lantai, lalu si majikannya makan roti di meja makan. Lah... kalau ini, ia disuruh duduk di atas kursi!

Pasti lelaki itu salah didik! Pikir Archy.

"Namamu, siapa?" tanya Lelaki itu sambil duduk di hadapan Archy.

Archy mengernyitkan kening.

"Maaf Mas, tapi... saya mau kerja di Bapak sama Ibu Mas."

"Loh, terus kenapa ke rumah saya? Ke Bandung sana, itu rumah Orangtua saya. Kalau ini rumah saya."

Archy makin tak mengerti. Temannya berkata, sang pemilik rumah ini sudah setuju agar mempekerjakannya! Pemiliknya adalah seorang CEO.

Lalu, lelaki ini siapa?

"A-anu, tapi katanya yang punya rumah ini sudah setuju saya kerja?"

Lelaki itu mengernyitkan keningnya.

"Astaga dragon. Itu berarti aku orangnya Neng!" ujar lelaki itu.

Archy menganga, hampir delapan centi lebarnya! Mungkin jika ada kodok lewat, kodok bisa langsung masuk kesana. Sayangnya tidak ada hewan yang berniat singgah di dalam gua yang dibuat Archy.

Saat itu, Archy hanya tidak percaya bahwa lelaki semuda itu punya rumah besar dan menduduki jabatan sebagai CEO perusahaan!

"Jadi, saya kerja disini?" tanya Archy lagi.

"Kamu ini gimana. Maunya kerja sama saya atau sama orang lain?" Lelaki itu terlihat bingung.

"Ya, pokoknya kerja disini Pak." Archy semakin terlihat linglung.

Lelaki itu berdecak lidah.

"Ya sudah, kamu asisten baru di rumahku berarti! Ah, namaku Camelyo. Bisa panggil Tuan Liyo, atau ... Iyo, dan terserah deh. Asal jangan panggil Camel karena aku bukan onta."

Pffttt!

Archy menahan tawa. Bagaimana mungkin ia memikirkan lelaki itu mempunyai punuk ditengah-tengah pembicaraan? Pasti lucu!

"Jadi, kau asistenku yang ke... seratus."

Archy memutar bola matanya.

"Hah?!"

"Huh hah heh hoh, dikira niup kelomang apa?"

Archy menggeleng.

"Asisten Tuan banyak sekali ada seratus! Tinggalnya dimana?" tanya Archy.

"Ya di rumahnya lah." Tuan Camelyo menjawab.

"Oh, apa gak penuh ya Tuan di rumah ada seratus orang?"

Tuan Camelyo mengerjap-ngerjapkan matanya. Tunggu, ada yang aneh. Sepertinya Asisten baru itu salah paham!

"Maksudnya, kau itu ke seratus. Yang sembilan puluh sembilan sudah resign."

"Oh. Kenapa Tuan?"

"Tidak tahu. Kayaknya saya menyusahkan."

Archy langsung berpikir keras. Jangan-jangan para Asisten itu tidak betah karena sang Tuan ini galak? Archy harus menyiapkan kuping dan paru-parunya agar kuat menerima kenyataan.

"Guk.. guk... guk!"

Terdengar suara anjing menyalak. Archy terkejut ketika melihat anjing buldog tiba-tiba menghampirinya.

"Anjing!" teriak Archy.

Tuan Camelyo terkekeh sambil meraih anjing buldog itu.

"Curut, gak boleh nakal! Papih gak suka ya?" ujar Tuan Camelyo.

Curut? Hah? Tidak salah kasih nama?

"Itu anjing apaan Tuan?" tanya Archy sambil memperhatikan seksama Curut.

"Ini Buldog, lucu 'kan?" Tuan Camelyo mengusapi dan memeluk anjing Buldog itu seperti pada seorang bayi.

Lucu? Archy tidak tahu letak kelucuan anjing buldog. Baginya kadal adalah mahluk yang paling lucu di muka bumi ini sebagai salah satu pecinta reptil.

Padahal, apa lucunya kadal?

"Jadi, kau bertugas bersih-bersih, cuci piring, setrika, cuci baju, masak dan siapkan baju kerjaku. Jangan lupa sekalian urus kesayangan-kesayanganku!" ujar Tuan Camelyo.

Archy menduga-duga. Jangan-jangan lelaki itu punya banyak sekali simpanan wanita?!

Tuan Camelyo meraih sebuah pot bonsai yang agak kecil. Ia tersenyum sumringah melihat bonsai tersebut.

"Lihat, cantik 'kan Lia-ku?" tanya Tuan Camelyo.

Bentar, Lia siapa? Apakah bonsai itu dinamai Lia?

"Mukanya gak tahu yang mana Tuan, saya gak bisa lihat cantiknya dimana?" Archy meringis.

"Ar.. Ar, pohon mana punya muka sih! Kamu gak tahu letak estetik tanaman deh."

Archy menyeringai.

"Maaf ya Tuan. Saya harus banyak belajar kalau seperti itu."

Tuan Camelyo mengangguk-anggukan kepalanya

"Kesayanganku ada Lia, ada Hana, ada Jenny dan terakhir ini Curut kesayangan sekali. Kau mau membantu merawat mereka bukan?" tanya Tuan Camelyo.

Archy tersenyum dan mengangguk.

"Saya bersedia Tuan, terimakasih telah menerima saya bekerja!"

Duar!

Tiba-tiba keduanya terperanjat ketika mendengar suara ledakan.

"Suara apa itu?!" tanya Tuan Camelyo.

"Saya gak tahu Tuan, saya 'kan ikan. Eh, tidak tahu maksudnya!" jawab Archy sambil memegang area jantung agar tidak lepas.

"Astaga, lupa. Saya lagi manasin sop!"

Tuan Camelyo dan Archy menghampiri kompor dapur yang sudah dikepuli asap. Panci mahal itu gosong dan isinya hanya ada serpihan sup yang hitam.

"Kok bisa lupa ya?"

Tuan Camelyo meraih panci tersebut dan.

"Krak!"

Panci tersebut belah. Tuan Camelyo meraih keran wastafel, namun tiba-tiba keran itu copot. Ia langsung kelabakan.

"Tolong!"

Astaga.

Archy sekarang paham kenapa Asisten sebelumnya mengundurkan diri. Lelaki itu, merusak semua barang yang disentuhnya!

Seperti apa Archy akan menjalani kehidupan barunya di rumah tersebut? Jawabannya di episode selanjutnya.

**