hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Menantu Yang Terkenal

Menantu Yang Terkenal

Author:iTsMeyOo

Menantu | Finished

Introduction
Blurb: Dion merasa kalau ia telah diperas dan diremehkan oleh keluarga istrinya, Jelita. Sehingga saat kakeknya harus menjalani operasi dan ia membutuhkan biaya, Dion memilih untuk mengaktifkan sistem Pahlevi, sistem yang membuka jati dirinya. Sehingga, penyamarannya selama lima tahun terakhir, akhirnya terbongkar. Ditengah usahanya, istrinya diganggu oleh sang mantan. Mampukah Dion bertahan di tengah segala hal yang ia hadapi?
Show All▼
Chapter

"Sepuluh hari yang lalu, di kartuku masih ada uang dua miliar. Sekarang, hanya ada saldo lima ratus juta. Ke mana uangku, Jelita?" Dion Chandrawinata menatap istrinya dengan kesal.

Mereka baru menikah selama sepuluh hari. Jelita Wistara adalah seorang wanita tinggi dengan kulit putih dan tubuh langsing, dengan lekuk tubuh yang bagus. Tak perlu dikatakan, dia adalah wanita yang sangat menarik.

Namun saat ini, ia hanya menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap mata Dion. Orangtua, adik laki-laki, dan pacar adiknya juga hadir.

Malam pernikahan Dion seharusnya menjadi momen yang manis dan intim. Sayangnya, kakek yang telah merawat Dion selama bertahun-tahun, tiba-tiba mengalami infark serebral.

Malam itu juga, Dion mengirim kakeknya ke rumah sakit. Setelah sepuluh hari perawatan dan pemeriksaan, para dokter memastikan bahwa lelaki tua itu menderita tumor otak, dan operasi itu akan menelan biaya enam ratus juta.

Meskipun enam ratus juta adalah jumlah uang yang sangat besar, Dion mengira bahwa ia masih mampu membayarnya. Yang membuatnya cemas, ketika dia memeriksa saldo rekeningnya, dia menyadari bahwa dia hanya memiliki lima ratus juta yang tersisa.

Operasi akan dilakukan besok. Jika ia tidak membayar biaya administrasi sesegera mungkin, operasi tak akan berjalan. Dion tidak percaya bahwa dia hanya memiliki lima ratus juta di rekening banknya. Ia telah bekerja tanpa lelah selama empat sampai lima tahun dan bisa menabung hingga dua miliar.

"Di mana uangnya?" Dion menatap Jelita.

Wanita itu menundukkan kepalanya dan menghindari tatapan sang suami. "Adikku harus menikah, dan dia tidak mungkin melakukannya tanpa punya rumah. Anggap uang itu sebagai pinjaman untuknya."

Sebelum Dion bisa menjawab, adik laki-lakinya, Keanu Wistara, berbicara. "Hei, apa maksudmu, Jelita? Bukankah kamu bilang dua miliar itu untukku? Aku akan segera menikahi Sabs, dan kami tidak bisa melakukannya tanpa punya rumah."

Pacar Keanu, Sabrina Hasanain, menimpali, "Ya, kami membutuhkan rumah. Sebagai saudara perempuan dan saudara ipar Keanu, kalian berdua harus membantu kami."

Ayah Jelita, Lupin Wistara mengetuk buku-buku jarinya di atas meja. "Itu benar. Keanu adalah satu-satunya adik Jelita. Oleh karena itu, masuk akal baginya untuk memberi Keanu uang."

"Kamu belum membeli rumah itu, kan? Kakek saya membutuhkan enam ratus juta untuk operasinya. Ini mendesak." Dion berhasil menekan amarah yang memuncak dalam dirinya.

Tiba-tiba, ibu Jelita, Lina Sarhan, membentak, "Tidak mungkin! Hotel tempat pernikahan Keanu dan Sabs akan diadakan, sudah dipesan. Bagaimana mereka bisa membeli rumah dan menikah jika kamu mengambil enam ratus juta itu sekarang? Lagi pula, kakekmu sudah tua. Toh dia sudah sakit, jadi dia sekarang hanya tinggal menunggu kematian saja."

Ekspresi Dion menjadi gelap seketika. "Itu uang saya! Uang hasil jerih payah saya! Aset pranikah saya!"

"Apa semua ini tentang ‘uangmu’ dan ‘uangku’? Kamu sudah menikah dengan Jelita, dan kita adalah keluarga. Mengapa kamu begitu perhitungan?" Lina merengut. Dia adalah seorang wanita berusia lima puluhan dengan wajah kurus dan tulang pipi yang menonjol. Ia bukan wanita yang mudah untuk dihadapi, namun putrinya, Jelita sangat memukau.

Keanu tampak acuh tak acuh layaknya bajingan. "Bagaimanapun, saya akan menggunakan uang itu untuk membeli rumah dan mobil. Saya sudah memikirkan akan memilih rumah yang mana, dan saya akan memberikan uang mukanya besok. Saya juga sudah memesan mobil. Ini BMW Seri 5 terbaru. Mobilnya sangat bagus." Saat ia bicara, pandangan matanya dipenuhi dengan penuh semangat.

"Jelita, kakekku harus menjalani operasi besok. Jika ditunda satu hari, akan ada efek buruk pada kesehatannya. Kuharap kamu mengerti." Dion menahan kekecewaannya dan menatap istrinya yang baru saja ia nikahi.

Jelita adalah seorang perfeksionis dan mengatakan kepadanya bahwa ia ingin menyimpan momen terbaik untuk malam pernikahan mereka. Jadi, Dion belum pernah menyentuhnya.

Jelita tampak merasa bersalah. Segera, ia berkata, "Dion, tolong mengerti situasiku juga. Keanu adalah satu-satunya saudaraku."

Tatapan Dion langsung menjadi dingin. Ketika Jelita bertemu tatapannya, dia bergidik ngeri. Tatapannya sangat menakutkan dan asing. Jelita telah mengenal Dion selama empat sampai lima tahun, tetapi tidak pernah sekalipun ia melihat tatapan seperti itu.

Setelah hening sejenak, Dion akhirnya bersuara, "Kalau begitu, kita akan menjual rumah kita besok pagi." Selama bisa menyelamatkan kakeknya, ia bisa mendapatkan rumah itu kembali di masa depan.

Namun, apa yang dikatakan Jelita selanjutnya hampir membuat Dion menjadi gila. "Aku... aku menggadaikan rumah itu beberapa hari yang lalu. Keanu punya utang delapan ratus juta, jadi tidak ada pilihan lain." Rumah yang ia dan Jelita tempati memang atas nama Jelita. Dion membelinya untuk Jelita, sebelum mereka menikah. Tapi, ia benar-benar tak menyangka kalau istrinya bisa berbuat sejauh ini.

"Jelita!"

Dion mengepalkan tinjunya erat-erat. Ia tidak bisa lagi menahan amarahnya. Selama bertahun-tahun mengenal Jelita, Keanu tidak pernah bekerja. Lelaki itu hanya mengandalkan Jelita untuk biaya hidupnya.

Setiap tahun, Jelita memperoleh lebih dari seratus ribu, dan semua uangnya masuk ke rekening Keanu.

Bang! Keanu membanting tinjunya ke meja dan bangkit. Ia menunjuk Dion dan menggeram, "Kamu berani meneriaki kakakku, Dion? Apakah kamu ingin aku memanggil beberapa teman untuk menghabisimu?"

Lupin berteriak, "Dion, apa yang akan kamu lakukan?"

Lina menangis, "Sebaiknya kamu mengajukan cerai!"

Dion mendekati Keanu dan menatapnya dengan dingin. "Beri aku dua miliar itu!"

Rasa dingin menjalar di punggung Keanu saat melihat ekspresi di wajah Dion. "Aku tidak punya uang! Yang bisa kuberikan padamu hanyalah hidupku!"

Air mata mulai menggenang di mata Jelita. Ia bergegas mendekat dan berdiri di depan Dion. "Sayang, Keanu ini satu-satunya saudaraku. Kalau bukan aku yang membantunya, siapa lagi?"

Dion segera berbalik. "Bagaimana dengan kakekku? Dia masih terbaring di rumah sakit, dan nyawanya sedang dipertaruhkan. Apa kamu mau membiarkannya mati begitu saja?" Jelita tetap diam sementara air mata mengalir di pipinya. "Apakah kamu yakin tidak akan menyerahkan uang itu?" Dion melanjutkan, menatapnya. Jelita menggelengkan kepalanya, lalu mengangguk, membuat Dion tertawa hampa.

Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Saat Dion membuka pintu, seorang pemuda berjas putih terlihat berdiri di sana. Jas itu terlihat sangat mahal, dan lelaki itu bahkan memiliki jam tangan Patek Philippe di pergelangan tangannya.

"Anda mencari siapa?" Dion bertanya dengan kesal.

Lelaki tampan itu mengabaikan Dion dan mengarahkan perhatiannya pada Jelita. "Lita, aku kembali."

Jelita gemetar, dan ekspresi tidak percaya muncul di wajahnya. "Hari, kamu...."

Hari Qushai memasuki rumah. "Sebelumnya, aku pergi tanpa pamit karena aku harus ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan. Aku baru saja kembali ke Jakarta hari ini, jadi aku datang untuk menemuimu. Dan sekarang, aku akan mengambil alih Pritam Pharma."

"Maaf, aku sudah menikah," kata Jelita.

Hari menjawab, "Aku tau, tapi aku tidak keberatan. Kamu tidak mengatakan ya terakhir kali. Oleh karena itu, maukah kamu memberiku kesempatan lagi?"

Lupin, Lina, Keanu, dan Sabrina memperhatikan dengan penuh minat. Pritam Pharma adalah perusahaan besar di Jakarta. Hari pasti putra pemilik Pritam Pharma saat ini, jadi sudah pasti ia sangat kaya.

"Aku minta maaf." Jenifer menggelengkan kepalanya.

"Keluar." Dion menatap Hari. ‘Apa-apaan orang ini? Apa dia mencoba untuk mencuri istriku sendiri di depanku?’

Akhirnya, Hari berbalik dan menatap tajam ke arah Dion. "Saya tidak akan menyerah pada Jelita."

"Keluar!" Dion berteriak seketika.

Hari mengangkat bahu acuh tak acuh dan terkekeh. "Jika kalian butuh sesuatu, Tuan dan Nyonya Wistara, telepon saja saya." Setelahnya, lelaki bernama Hari itu melangkah keluar rumah.

Sementara itu, Lupin dan Lina mengamati kepergian Hari dengan termenung. Ketika Dion memperhatikan ekspresi di wajah Lupin, Lina, Keanu, dan Sabrina, kekecewaan dan permusuhan dalam dirinya tumbuh.

Ia adalah pria biasa dibandingkan dengan Hari. Seandainya Lupin dan Lina tahu tentang pria muda yang kaya itu, mereka tidak akan mengizinkan Jelita menikahi Dion sejak awal.

Namun, Jelita sangat ingin menikahi Dion, jadi tidak ada yang bisa dilakukan orangtuanya tentang hal itu.

Selain itu, kakek Jelitalah yang memiliki keputusan akhir atas masalah ini sebelum kematiannya. Kakeknya mengatakan bahwa Dion adalah pria yang baik dan yang terakhir akan membawa kemakmuran bagi keluarga Wistara. Terlepas dari pendapat orang tua itu, Lupin tidak akan percaya sepatah kata pun.

***