hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Tukang Pijiat

Tukang Pijiat

Author:

Emosi perkotaan | Updating

Introduction
Namaku Renaldi Santoso, seorang tukang pijat, bekerja di sebuah panti pijat yang cukup bagus. Pijatanku bukan pijatan biasa. Aku bisa membuat pelanggan orgasme melalui pijatan. Tapi aku tidak pernah memijat klien wanita, karena semua klien wanita yang pernah aku pijat selalu ingin berhubungan seks denganku. Pada hari ini, aku membuat pengecualian. Tuanku sangat sibuk hari ini dan memberi aku klien utama. Azalea adalah pelanggan tetap di sini. Aku hanya tahu bahwa dia adalah seorang wanita cantik yang sangat berkarakter. Setiap hari dia datang ke sini dengan mengendarai Rolls-Royce. Aku sering bertemu dengannya, tetapi tidak pernah mengobrol. Tanpa diduga, dia adalah istri bos geng. Pijatan ini, aku menyebabkan masalah besar bagi diri aku sendiri ...
Show All▼
Chapter

Namaku Renaldi Santoso, seorang tukang pijat, bekerja di sebuah panti pijat yang cukup bagus. Aku punya keahlian pijat yang bisa membuat orang merasa sangat nyaman seperti melayang ke angkasa. Sebenarnya, itu adalah sebuah teknik pijat untuk mencapai puncak kenikmatan tertinggi. Namun, pijatanku tidaklah sesederhana itu.

Aku sudah bekerja di Panti Pijat Sopyonta selama lebih dari 10 hari. Namun, selama 10 hari ini, aku tidak mendapatkan pelanggan wanita. Itu bukan karena teknikku tidak bagus, melainkan karena aku sehat, anggota tubuhku lengkap, bukan tukang pijat tunanetra.

Namun, menurutku, itu hanyalah faktor psikologis. Saat tukang pijat tunanetra benar-benar menyentuh bagian sensitif tertentu dari tubuh, tubuh juga akan bereaksi. Satu-satunya yang berbeda adalah dia tidak bisa melihat pelanggannya cantik atau jelek saja, tetapi dia bisa tahu tubuh pelanggannya cantik atau jelek berdasarkan sentuhannya.

Karena aku baru mulai bekerja di Panti Pijat Sopyonta, maka akan ada seorang guru yang membimbingku di bulan pertama. Guru yang membimbingku juga seorang pria, seorang orang tua, namanya Raditya. Teknik pijatnya memang unik, maka orang yang mencarinya untuk dipijat tidak ada habisnya. Itu membuatku sangat kagum.

"Renaldi, aku ada pelanggan, aku serahkan Azalea padamu. Kamu harus melayaninya dengan baik, jangan melakukan kesalahan. Dia adalah pelanggan VIP."

Saat melihat wajah serius Raditya, aku juga tidak berani ceroboh. Sifatnya berubah-ubah dan tidak pasti. Biasanya selain belajar, aku juga tidak berani berbicara dengannya, tentu saja aku pun mengangguk dengan sangat serius, mengisyaratkan bahwa aku mengerti.

Azalea adalah pelanggan tetap di sini. Aku hanya tahu bahwa dia adalah seorang wanita cantik yang sangat berkarakter, setiap hari datang ke sini dengan mengendarai Rolls-Royce. Aku sering bertemu dengannya, tetapi tidak pernah mengobrol.

Hari ini dia mengenakan gaun profesional, kedua kakinya yang ramping dililit stoking berwarna kulit, sepasang kaki yang seperti batu giok menginjak sepasang sepatu hak tinggi bermerek, wajahnya mungil, sepasang mata besarnya sungguh memesona.

"Kak Azalea, mari ikut denganku, pasti tidak akan mengecewakanmu."

Selesai bicara, aku menunggu respons Kak Azalea dengan tenang, karena aku tahu bahwa biasanya pelanggan tetap tidak akan memakai tukang pijat muda, karena dibutuhkan pengalaman pijat bertahun-tahun, barulah bisa memiliki pengendalian tenaga seperti itu.

"Ya, Pak Raditya pernah memberitahuku tentangmu."

Wanita itu tidak banyak bicara, masuk ke dalam ruangan. Aku berinisiatif membantu Kak Azalea untuk menyimpan tasnya, kemudian menyalakan perangkat audio dan memainkan musik yang membuat orang rileks, juga menyalakan AC dan menyesuaikan suhu, sekalian menunggu Kak Azalea berganti pakaian.

Kecuali pelanggan memintaku untuk mengganti pakaiannya. Kalau tidak, aku tidak akan melakukannya, karena takut membuat masalah.

"Hari ini Kak Azalea ingin melakukan perawatan atau pijat khusus?"

Aku sengaja menekankan kata pijat khusus. Meski tidak begitu memahami Kak Azalea, tetapi aku juga pernah mendengarnya dari Raditya. Kak Azalea berusia 30-an tahun, belum memiliki anak. Karena hal itu, dia sering bertengkar dengan suaminya.

Namun, wanita yang berusia 30 tahun bagaikan serigala dan wanita yang berusia 40 tahun bagaikan harimau, aku tahu prinsip ini. Selain itu, dia adalah pelanggan wanita pertama bagiku setelah begitu lama bekerja di panti pijat ini. Aku memutuskan untuk bertaruh.

"Hahaha... Kamu punya pijat khusus?"

Saat melihat Kak Azalea keluar dari ruang ganti dengan mengenakan sehelai handuk, aku malah langsung bereaksi.

Postur tubuh Kak Azalea benar-benar sempurna. Aku hampir tidak percaya bahwa seorang wanita berusia 30-an tahun bisa menjaga tubuhnya sampai seperti seorang gadis berusia 17 tahun. Meski belum menyentuhnya, tetapi cahaya lampu kamar membuatku bisa melihat kulit yang sangat halus itu.

Terlebih lagi, tubuh Kak Azalea memancarkan aura wanita dewasa, ditambah dengan tubuh yang berenergik, itu cukup untuk menggetarkan hati pria mana pun.

"Apa yang kamu lihat? Cepat coba pijat khusus yang kamu katakan tadi."

Kak Azalea berbaring di ranjang pijat dengan sangat nyaman. Aku malah tiba-tiba tidak tahu harus berbuat apa. Aku ingat Raditya berpesan bahwa jangan ada gerakan yang berlebihan. Namun, semua teknik pijatku merupakan gerakan yang berlebihan.

"Kak Azalea, kalau tidak, kita lakukan pijatan yang biasa saja."

"Hah?" Mengapa tiba-tiba tidak melakukannya? Apa karena takut aku tidak akan membayar atau kamu punya pemikiran lain?"

Tiba-tiba suara Kak Azalea terdengar dingin. Sudah dibilang tabiat orang kaya selalu berubah-ubah. Sebenarnya wanita tidak jauh berbeda, suasana hatinya bisa berubah kapan saja.

Saat melihat sikap Kak Azalea mendingin, aku segera menjelaskan, "Kak Azalea, teknik pijatanku lebih sensitif, bahkan ada kemungkinan bisa menyinggung Anda. Namun, aku benar-benar tidak punya pemikiran yang buruk atau ingin mengambil keuntungan."

Selesai bicara, keringat dinginku pun mengalir. Aku tahu jelas pengaruh besar Kak Azalea, bisa membuatku langsung kehilangan pekerjaan hanya dengan satu ucapannya.

"Oh? Lebih sensitif seperti apa? Begitu kamu mengatakannya, aku malah semakin ingin mencobanya."

"Itu adalah teknik yang membuat Anda  sangat nyaman seperti melayang ke angkasa."

Selesai bicara, aku menundukkan kepala, tidak berani melihat Kak Azalea, takut akan membuatnya marah secara tidak sengaja.

"Hahaha... Bagitu mendengarnya, aku malah lebih menantikannya. Aku ingin coba. Kalau tidak bisa mencapai tingkat yang kamu katakan, maka kamu jangan harap bisa menjalani hidup dengan tenang."

Karena didesak seperti itu oleh Kak Azalea, aku terpaksa melakukannya. Biar bagaimanapun, aku juga menginginkan situasi seperti ini. Asalkan melayani Kak Azalea dengan baik dan membuatnya nyaman, aku percaya, berdasarkan kemampuannya, kelak pelangganku akan banyak.

"Kak Azalea, kalau nanti aku membuat kesalahan, harap Anda maklum."

Saat melihat Kak Azalea berbaring di ranjang dengan mata tertutup dan mengangguk, aku pun memulai pekerjaanku. Memanaskan kedua tanganku, mulai memijat dari leher Kak Azalea.

Saat telapak tangan baru saja mendarat di leher Kak Azalea, aku merasakan tubuh Kak Azalea sedikit bergetar. Pada saat yang sama, telapak tanganku juga merasakan kelembutan. Perkirakanku sama sekali tidak salah, kulit ini jelas tidak kalah dari gadis berusia 17 tahun.

Tanganku perlahan-lahan mengalir ke bawah. Sebenarnya harus meminta Kak Azalea untuk melepaskan handuk, tetapi aku malah tidak berani mengajukan permintaan seperti itu, hanya bisa memijatnya dengan memakai handuk. Di mulai dari titik bekam di tengkuk, lalu ke bawah. Saat aku menekan titik bekam di pinggang Kak Azalea, tiba-tiba Kak Azalea mengeluarkan seruan ringan.