hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
AKU ISTRI KEDUA ADIK IPARKU

AKU ISTRI KEDUA ADIK IPARKU

Author:Safir 23

Roman Dewasa | Finished

Introduction
Munawaroh ( 28 tahun), ingin agar semua orang tidak lagi menganggap dia wanita sial dan bodoh, termasuk pada Danu ( 32 tahun ) suami dari adiknya Rasti yang harus terpaksa pura-pura menikahinya demi menyelamatkan Munawaroh dari aib yang memalukan karena calon suaminya tak datang di hari pernikahannya. Munawaroh adalah wanita yang tertutup dan kaku yang mempunyai toko kue miliknya sendiri, sementara Danu adalah pengusaha muda yang berusaha untuk menyelamatkan perusahaan milik keluarganya yang hampir bangkrut. Terikat perjanjian menjalankan pernikahan selama tiga bulan membuat Munawaroh dan Danu harus hidup bersama dalam satu rumah. Danu memiliki rasa penasaran terhadap Munawaroh, berusaha untuk menggoda dan bermain-main dengan wanita itu. Munawaroh pada awalnya berusaha untuk menghindar juga tidak menanggapi godaan Danu, namun pada akhirnya Munawaroh tetap terjebak juga tergoda oleh permainan Danu. Setelahnya Danu dan Munawaroh terlibat hubungan yang lebih dalam tanpa mereka sadari dan itu melibatkan perasaan cinta. Hubungan itu tidak berjalan mulus karena begitu banyak rahasia dan konflik yang disembunyikan diantara mereka berdua yang membuat banyak keraguan dan saling tidak mempercayai satu dengan yang lainnya. Ketika semua masalah terselesaikan, batas waktu perjanjian untuk menikah itupun selesai dan membuat mereka dalam dilema apakah tetap bersama atau berpisah sesuai dengan janji yang ada.
Show All▼
Chapter

Keributan kecil terjadi di tengah pesta pernikahan yang sebentar lagi berlangsung.

Mempelai pria yang ditunggu ternyata menghilang dan tak satu pun dari pihak mereka datang untuk menjelaskan.

“Mas menikahlah dengan kak Mun,” kata Rasti pada Danu.

“Jangan gila kamu Ras!” bentak Danu.

“Ini demi Bapak Sama Ibu Mas,” rengek Rasti.

“Tapi bukan begitu caranya, kita cari Guntur dan seret dia kesini,” kata Danu terdengar geram.

“Mas Guntur itu menghilang, ngak ada yang tahu,” kata Rasti.

“Mas, tolong ini Cuma Pura-pura saja,” kata Rasti pada Danu lagi.

“Enggak bisa Ras,” bantah Danu.

“Kasihan Bapak sama Ibu Mas, mereka pasti tidak akan kuat menanggung aib sebesar ini,” bujuk Rasti.

“Tolong Mas mengerti ini hari yang sangat penting di tunggu kak Mun,” kata Rasti lagi.

Danu tidak habis mengerti kenapa Rasti istrinya ingin dia Menggantikan posisi Guntur yang tidak muncul hari pernikahannya sendiri.

Padahal ini hari pernikahan yang sudah diatur jauh hari, tapi tak satu pun dari keluarga Guntur datang untuk memberikan kabar ke mana pria itu pergi menghilang.

Danu melihat pada Mun panggilan Munawaroh kakak iparnya yang terdiam dengan pandangan kosong.

Gadis itu tidak menangis dan terlihat tegar entah apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu seolah tidak peduli dengan kejadian yang timbulkan oleh dirinya.

Sementara Ibu mertuanya terus saja menangis dan Bapak mertuanya terlihat marah dan siap membuat perhitungan.

Danu menarik napas berat kemudian meminta pendapat mamanya lewat pandangan mereka yang bertemu.

Lisa mamanya Danu terlihat iba dengan kondisi keluarga besannya itu dan menganggukkan kepalanya.

“Baiklah, ini Cuma pura-pura saja,” kata Danu terasa berat.

“Setelah ini selesai aku harap tidak ada tuntutan berlebih dari kamu Rasti,” kata Danu berbisik lagi.“ Ingat bagaimana situasi kita berdua saat ini.”

Rasti mengangguk kan kepalanya, paling tidak hari ini bisa terlewati dengan baik tanpa harus terjadi keributan karena ulah Guntur dan keluarganya.

“Saya terima nikah dan kawinnya Munawaroh binti Suhendra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,” Danu terdengar tegas dengan sekali tarikan napas.

Mun dan Danu duduk berdampingan, tidak ada senyum bahagia diantara mereka begitu juga keluarganya.

Akad dan resepsi yang sederhana itu berjalan dengan lancar

“Sebaiknya kamu tidak tinggal di sini sementara waktu Mun,” Hendra memandang pada putrinya itu.

Mun hanya menunduk Sedih, dia tahu bahwa dia sudah membuat malu keluarganya.

“Tapi dia akan tinggal di mana pak?” tanya Sarti Ibunya Mun sambil menangis.

“Dia bisa tinggal di ruko,” kata Hendra.

“Tapi pak...” kata Sarti istrinya.

“Dia hanya akan jadi gunjingan tetangga kalau dia tetap di sini,” kata Hendra.

“Kasihan Mun pak,” kata Sarti istrinya.

“Bu, dia hampir bikin malu Kita kalau bukan Danu dan Rasti kita pasti menanggung aib besar ini,” kata Hendra.

“ Begini saja pak, biar kak Mun tinggal sama kami saja, sampai masalah ini Reda baru kakak kembali kesini,” usul Rasti.

Danu melotot kan matanya, tidak percaya dengan apa yang dikatakan Rasti.

“Tidak bisa Ras,” kata Danu.

“Tapi Mas, kasihan kalau kak Mun tinggal sendiri di ruko,” kata Rasti.” Kalau ada apa-apa bagaimana?”

“Dan lagian ini untuk sementara waktu saja, rumah kita juga ada kamar yang kosongkan?” Rasti terdengar memaksa.

“Tidak Ras, aku akan tinggal di ruko saja dan lagian aku sudah cukup merepotkan banyak orang,” kata Mun dengan wajah tanpa ekspresi sama sekali.

“Dan kau Danu aku sangat berterima kasih atas semua yang kau lakukan tapi aku ingin kamu segera menjatuhkan talak untukku,” kata Mun sambil melihat pada Danu.” Semakin cepat semakin baik, kalau perlu sekarang, agar tidak ada urusan apa pun lagi antara kita.”

Danu melihat pada Mun memandang pada kakak iparnya itu, walaupun usianya lebih tua dari Mun tapi gadis itu dari dulu tidak pernah memanggilnya dengan sebutan Mas atau Kak.

“Baiklah kalau begitu, aku Danu prawira menjatuhkan..,” belum selesai Danu menjatuhkan talak terdengar suara yang memotongnya.

“Jangan lakukan itu sekarang Danu,” kata Lisa mama Danu.

Danu melihat pada mamanya, dia melihat Lisa menggelengkan kepalanya.

“Danu, mama rasa biarkan untuk sementara ini kita biarkan pernikahan antara kamu dan Mun tetap berjalan untuk beberapa bulan dulu setelahnya kalian bercerai tidak masalah,” kata Mamanya.

Danu terkejut mendengar perkataan Lisa, dia tidak menyangka kalau Mamanya ingin ia tetap menjalankan pernikahan ini.

“Tapi Ma...” Danu ingin membantah.

“Dengar Mama kalau kau langsung menceraikan Mun sekarang, itu akan menambah aib keluarga mertuamu,” kata Lisa.

“Biar saja, ini berjalan paling tidak tiga bulan ke depan, setelah semuanya mereda barulah kalian bercerai dan lakukan itu dengan baik-baik,” lanjut Lisa.

Danu Hanya bisa terdiam dan memandang pada Mun, dan gadis itu terlihat tak peduli.

“Iya nak Danu, tolong jangan ceraikan Mun sekarang tunggu beberapa bulan lagi,” kata Sarti terdengar memohon.

“Iya Mas, aku juga mohon sama mas untuk tidak melakukannya sekarang,” pinta Rasti sambil memegang tangan Danu.

Danu melihat pada istrinya, mereka saling memandang dan entah apa yang ada di pikiran Rasti dan Danu yang kemudian membuat pria itu mengangguk setuju.

“Hanya sampai tiga bulan, setelah itu kami akan bercerai,” kata Danu.

Akhirnya terjadi kesepakatan keluarga, kalau pernikahan antara Mun dan Danu hanya akan berlangsung tiga bulan saja.

Dan atas desakan dan keinginan kedua orang tuanya juga mamanya Danu akhirnya Mun akan tinggal bersama dengan Danu dan Rasti.

Walaupun Mun menolak keras, akhirnya dia setuju dengan perjanjian kalau Danu tidak akan mencampuri segala urusan pribadinya, juga tidak ada orang lain yang boleh tahu kalau ini hanya untuk sementara.

“ Ini kamarmu,” kata Danu yang membantu mengangkat koper milik Mun.

“Terima kasih, kau boleh keluar sekarang!” kata Mun tanpa menoleh pada Danu karena dia sedang asyik mengamati isi kamarnya.

Danu ingin sekalian marah pada gadis itu, dia merasa bahwa Mun sudah bersikap keterlaluan dan seenaknya.

“Apa yang kau tunggu, keluar sana!” usir Mun pada Danu, dan pria itu bersiap akan marah.

“Ka, bagaimana suka kamarnya ngak?” Rasti sudah berdiri disampinginya Danu.

“Suka,” jawab Mun singkat.

“Aku mau istirahat, kalian bisa keluar sekarang,” kata Mun.

Danu ingin sekali marah, tapi sebuah tarikan di lengannya menghentikan semua itu dan dia melihat Rasti menggelengkan kepalanya dan menariknya keluar serta menutup pintu kamar Mun.

“Mas, tolong biarkan ini semua dulu, setelah kesepakatan Mas dan Mun selesai maka selesai juga kesepakatan antara aku dan mas, ini hanya tiga bulan dan Mas Danu bisa bebas dari kami berdua,” kata Rasti memandang Danu.

“Baik, tapi jangan pernah berpikir untuk memanfaatkan situasi ini demi kepentingan dirimu,” kata Danu membalas tatapan Rasti.

“Karena kau tak akan pernah bisa membuat aku berubah pikiran tentang hubungan kita,” kata Danu lagi dan berlalu pergi meninggalkan Rasti yang terpaku berdiri.

“Kenapa kau tak pernah memberikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya Mas?” kata Rasti pelan.

“Tapi aku harap kau akan berubah pikiran, dan semoga rencanaku ini akan berhasil,” Rasti terus bergumam sendiri.

Dia harus bisa meyakinkan Danu untuk mengubah keputusan pria itu, dan wanita itu berharap dengan kehadiran Mun di rumah ini akan bisa memperbaiki keadaan yang tak pernah diketahui oleh keluarganya bahwa pernikahannya sedang dalam jurang kehancuran akibat perbuatannya sendiri.