hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Menantu terkuat

Menantu terkuat

Author:Ahad

Menantu | Updating

Introduction
Dia adalah suami matrilineal yang dipermalukan, tapi nggak ada orang yang tahu, dia juga merupakan putra dari orang terkaya!
Show All▼
Chapter

“Tuan muda Bagaskara, Anda beneran menolak undangan Bapak?”

“Saya bukan Bagaskara tapi Lutfiah.”

“Tapi di tubuh Anda mengalir darah keluarga Bagaskara.”

“Sejak mereka mengusir kami, ibu dan anak keluar, saya dan orang-orang keluarga Bagaskara itu selamanya nggak ada hubungan!”

Sore, Semarang, jalan River, kota ramai yang berantakan berhenti sebuah mobil Bentley Mulsanne hitam yang berkelas, terlihat begitu menonjol, dan menarik perhatian pejalan kaki.

Di depan kios ayam panggang, seorang pemuda yang berwajah tampan, sedang membereskan peralatan dan gerobak panggangnya.

Dari mobil Bentley turun seorang pria tua berjas hitam, sedang membungkuk berdiri di depan kios seperti sedang memohon sesuatu pada pemuda.

“Tuan muda, Anda tahu, masalah waktu itu Bapak juga dipaksa keadaan. Meskipun membuat Nyonya terluka, tapi nggak pernah mengusir Anda pergi.....”

“Setahun lalu, Bapak tua sakit parah, Bapak menyuruh kami mencari Anda selama satu tahun. Menggunakan berbagai sumber daya dan kontak, mencari di seluruh pelosok negara, susah payah barulah menemukan Anda.”

“Apakah Anda rela menjadi menantu di keluarga Zakria yang nggak kompeten, dan menerima semua penindasan, juga nggak bersedia pulang ke rumah Bagaskara? Anda sekarang merupakan satu-satunya keturunan generasi ini di keluarga Bagaskara.....”

Tacio Lutfiah berkata datar: “Masalahku nggak perlu diurus keluarga Bagaskara. Masalah Bagaskara saya juga nggak ingin mendengarnya. Saya berharap, kamu kedepannya jangan mengganggu hidupku lagi.”

Membereskan kios, dia berbalik meninggalkan jalan River.

Pria tua berjas melihat punggung Tacio Lutfiah yang pergi juga nggak mengejarnya, hanya menghela nafas.

“Keluarga Bagaskara, heh....”

Tacio Lutfiah berjalan keluar jalan River, dan tersenyum sinis. Dalam pandangan ada sedikit bingung, seperti mengaitkan ingatan yang sudah lama sekali.

Keluarga Bagaskara Jakarta, keluarga kaya raya top dan terkenal di seluruh Indonesia. Banyak orang yang nggak terhitung jumlahnya memikirkan berbagai cara ingin ada sedikit hubungan dengan keluarga Bagaskara, agar bisa melesat naik namanya.

Tapi bagi Tacio Lutfiah, keluarga Bagaskara merupakan sakit di dalam hatinya yang nggak bisa dihilangkan!

Tacio Lutfiah lahir di keluarga Bagaskara Jakarta, merupakan cucu kandung dari Bapak tua, bisa dibilang lahir dengan kekayaan berlimpah. Tapi saat umur 8 tahun, Hansen Bagaskara ayah kandungnya terpikat dengan wanita luar, ditambah dengan beberapa paman merebutkan posisi pewaris, langsung bercerai dengan Sinta Lutfiah istri yang sudah menemaninya dari awal dan menikah dengan putri dari orang kaya top lainnya di Jakarta.

Meskipun Sinta Lutfiah dari keluarga biasa, tapi juga wanita yang kuat, nggak mau menerima ganti rugi apapun dari keluarga Bagaskara, seorang diri keluar tanpa harta. Tacio Lutfiah juga nggak bersedia berpisah dengan ibu, nggak peduli dengan hadangan keluarga Bagaskara, bersama Sinta Lutfiah ibunya meninggalkan Jakarta. Sejak saat itu hilang dari pandangan keluarga Bagaskara, ibu dan anak saling mengandalkan hidup bertahun-tahun.

Dia juga karena itu mengikuti nama belakang ibunya menjadi Lutfiah.

Sudah sepuluh tahun, ibu meninggal tiga tahun lalu karena sakit, tadinya mengira ingatan dalam hidup yang tragis itu nggak akan pernah teringat lagi, tapi nggak sangka, orang keluarga Bagaskara masih saja menemukannya?

Selesai menghisap rokok di sudut jalan, Tacio Lutfiah nggak lagi memikirkan terlalu banyak. Menghentikan sebuah taksi dan menuju Villa Jade.

Hari ini merupakan pernikahan putri Jonny Zakria si sulung pemegang kekuasaan keluarga Zakria dan putra sulung keluarga Sultan yang juga merupakan keluarga terkemuka di Semarang. Perayaan meriah, mengundang bos bisnis berbagai bidang dari Semarang, serta semua orang dari keluarga Zakria.

Kalau nggak, dengan posisi Tacio Lutfiah sebagai suami matrilineal di keluarga Zakria, seumur hidup juga nggak mungkin datang ke Villa Jade.

Setelah 20 menit, taksi berhenti di luar Villa Jade.

Di depan pintu villa yang berkelas dan mahal, seorang wanita cantik yang mengenakan gaun panjang biru muda dan bertubuh indah, sedang mengedipkan sepasang mata dan tanpa ekspresi menatap Tacio Lutfiah.

Wanita cantik ini, merupakan istri Tacio Lutfiah, Maggie Zakria.

Dua tahun lalu, Tacio Lutfiah dalam permohonan Bapak tua Dendra Zakria pendiri Zakria Jewelry Group, menjadi suami matrilineal dalam keluarga Zakria.

Saat itu hal ini menghebohkan lingkaran di keluarga Semarang, semua menertawakan Bapak sudah tua dan linglung, menikahkan cucu pada seorang anak yatim piatu yang nggak berduit dan berkuasa.

Harus diketahui, Maggie Zakria merupakan wanita cantik terkenal di seluruh Semarang. Waktu itu banyak anak dari keluarga unggul yang nggak terhitung jumlahnya mengejarnya.

Tapi malah disuruh Bapak tua menikah dengan Tacio Lutfiah yang nggak berhubungan dan biasa sekali!

Semua ini, hanya Tacio Lutfiah dan Dendra Zakria yang tahu alasannya......

Dendra Zakria meninggal satu tahun lalu, rahasia di dalamnya kini hanya Tacio Lutfiah seorang yang mengetahuinya.

Mengenai Maggie Zakria istrinya, sejak awal nggak setuju. Meskipun akhirnya nggak berdaya menikah, tapi sampai sekarang mereka masih belum ada hubungan suami istri yang nyata.

Seiringan dengan meninggalnya Dendra Zakria, Zakria Jewelry Group mengalami perubahan kekuasaan yang sangat besar. Ayah mertua Tacio Lutfiah dalam badai ini, ditendang keluar dari tengah kekuasaan perusahaan, juga nggak mendapat bagian saham. Lingkungan keluarga terjatuh drastis, kini hidup dengan melihat raut wajah dari keluarga Zakria.

Ayah dan ibu mertua menyalahkan Tacio Lutfiah yang nggak berguna, nggak berasal dari keluarga kaya, nggak berkemampuan dan nggak berduit, nggak bisa dibandingkan dengan menantu manapun dalam keluarga Zakria.

Tacio Lutfiah menerima perlakuan sinis di rumah Zakria, menjadi pihak yang diremehkan oleh semua orang.

“Tacio Lutfiah, nanti di acara kamu jangan banyak bicara.” Maggie Zakria berkata dengan ekspresi serius: “Masalah hari ini sangat penting, aku sudah membawa sebuah hadiah besar memohon pada Kak Nina. Pabrik yang diurus papa apakah bisa melewati masa kritis, maka lihat apakah Paman sulung kali ini bersedia membantu.”

“Iya aku tahu.” Tacio Lutfiah menganggukkan kepala.

Memasuki Villa Jade, di dalam adalah vila yang didekorasi dengan megah dan indah, juga ada taman bunga dan kolam kecil yang indah. Ini semua merupakan properti dari sulung keluarga Zakria.

Di luar aula berhenti sebaris mobil berkelas dan mahal, Maserati, Porsche 91, Cayenne, yang paling kurang juga adalah Audi.

“Hai, adik Maggie, naik taksi datang kah? Kenapa nggak menelepon abang, abang bisa mengutus mobil menjemputmu. Hari ini begitu penting, ini mana baik? Bukankah memalukan keluarga Zakria kita?”

Dari sebuah mobil Porsche 91, turun seorang lelaki muda yang memakai kacamata hitam. Dia melepas kacamata hitam dan berekspresi bermain melihat Maggie Zakria dan Tacio Lutfiah.

Maggie Zakria menggigit pelan bibirnya, dan nggak bersuara.

Firman Zakria, ayah mertuanya Tacio Lutfiah, termasuk orang yang paling payah di generasi tua keluarga Zakria. Dulu masih ditekan beberapa saudara di perusahaan Zakria, kemudian ditendang keluar. Akhirnya hanya mendapat sebuah pabrik pengolahan perhiasan kecil yang hampir bangkrut, berusaha keras bertahan setahun.

Dengan syarat ekonomi di rumah sama sekali nggak bisa membelikan mobil lebih untuk Maggie Zakria.

“Adik Maggie, coba kamu bilang, dulu abang suruh kamu bercerai dengan pengecut ini, mengenalkan anak ketiga keluarga Sultan padamu. Kalau kamu dengarkan kata abang, bagaimana mungkin bisa jatuh dalam tahap ini?” Lelaki berkacamata hitam berbicara semakin bersemangat, dan nggak peduli dengan keberadaan Tacio Lutfiah, “Tentu saja, sekarang juga nggak terlambat, jika ingin kaya raya, mohon sama abang. Abang bantu kamu kenalkan pasangan yang baik!”

Mengatakan semua ini di depan suami orang, beneran meremehkan orang!

“Tomas Zakria, kamu sudah cukup kah bicaranya?” Maggie Zakria berkata dingin, dan wajah pucat.

“Haiz, aku sebagai abang juga melihatmu kasihan, ikut dengan orang nggak berguna seperti ini. Berbaik hati menasehatimu, dan memberikan jalan terang untukmu. Kamu masih nggak mau dengar, maka pantas saja miskin seumur hidup!” Tomas Zakria berkata dengan santai.

Selesai berkata, Tomas Zakria sepertinya masih belum puas, kembali menggunakan ekspresi menghina melihat pada Tacio Lutfiah.

“Tacio Lutfiah, kamu pengecut ini kenapa ada muka hadir di pernikahan kak Nina?” Tomas Zakria menyindir, “Oh iya juga, dengar-dengar pabrik ayah mertuamu sudah putus dana, nggak mampu bayar gaji dan segera bangkrut. Kalian ingin baik dengan keluarga Paman sulung, suruh dia pinjamkan uang bantu kalian lewati masa kritis kah?”

Tacio Lutfiah melihat Tomas Zakria nggak bicara.

Firman Zakria ayah dari Maggie Zakria, dulu ditendang keluar perusahaan Zakria oleh Hotman Zakria ayahnya Tomas Zakria, yang merupakan anak ketiga keluarga Zakria. Bahkan, kali ini pabrik bertemu dengan kesulitan parah juga dibuat oleh Hotman Zakria di belakang.

Maggie Zakria menarik nafas, berusaha kuat menekan amarah dan berkata pada Tacio Lutfiah: “Sabar, jangan hiraukan dia. Aku hari ini datang mengurus hal serius.”

Tacio Lutfiah menganggukkan kepala, berdua berbalik memasuki aula villa.

“Heh, mau lihat pengecut ini bisa sabar sampai kapan.” Tomas Zakria melihat punggung Tacio Lutfiah, menggerakkan lehernya dan sudut mulut menarik senyuman menyindir.

Di dalam aula, menempati area yang luas, bangunan gaya barat, dekorasi berkelas dan mahal, masih membentangkan satu lapisan karpet merah.

Tamu keluarga Zakria sudah memasuki tempat.

Maggie Zakria membawa sebuah kotak hadiah indah, berjalan ke depan pengantin wanita, dan menunjukkan wajah penuh senyuman berkata: “Kak Nina, selamat untuk pernikahanmu, langgeng sampai tua ya.”

Fitur wajah Nina Zakria indah, kulit putih cantik, pembawaan angkuh, tapi dibanding keseluruhan dengan Maggie Zakria masih kurang.

Dia melihat Maggie Zakria sekilas dengan datar dan berkata: “Simpan hadiah di sana saja.”

“Kak Nina, aku temani kamu jalan ya.” Maggie Zakria tersenyum berkata.

“Nggak perlu. Nggak perlu baik denganku, aku tahu apa tujuanmu, masalah papamu, keluargaku nggak akan bantu.” Nina Zakria berkata dengan dingin dan nggak memberi harga diri sedikitpun.

Senyuman Maggie Zakria membeku, digantikan dengan luka yang nggak bisa ditutupi.

Dia meremas tinju dengan kuat dan tubuh juga sedikit gemetaran.

Sebelum menikah dengan Tacio Lutfiah, dia disayangi kakek, merupakan permata di keluarga Zakria. Kak Nina dulu juga sangat baik padanya, tapi sekarang kenapa semua berubah menjadi begitu acuh dan dingin.....

Kak Nina menikah dengan keluarga kelas satu Semarang, putra sulung keluarga Sultan. Pernikahan megah, semua keluarga Zakria datang merayakan, terhormat dan layak.

Dan dia......

Maggie Zakria terdiam sejenak, dalam hati terpikirkan kesulitan ayah sekarang, wajah tetap memaksa tersenyum dan mengikuti langkah kaki Nina Zakria yang pergi.....

Tacio Lutfiah duduk di tempat melihat pemandangan ini, dalam hati ada rasa yang nggak bisa diungkapkan......