hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Hot Romance

Hot Romance

Author:ALICE

CEO | Updating

Introduction
Alisa, mahasiswi yang butuh uang terpaksa menerima tawaran kerja dari temannya. Dia dibayar Gio untuk pura-pura hamil. untuk membahagiakan omanya yang baru kehilangan sang suami, kakeknya. Banyak hal manis yang terjadi dengan keduanya, tapi Oma murka setelah tau Alisa membohonginya, dia orang suruhan Gio? Tidak hamil anak Gio? Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Show All▼
Chapter

Namanya Lisa. Mahasiswi semester akhir. Lisa tak bisa mengikuti wisuda dan melanjutkan semester terakhirnya dikarenakan beberapa pembayaran uang kuliah belum diselesaikan. Lisa butuh uang. Tapi mencari pekerjaan sekarang susah, apalagi untuk mahasiswa tanggung yang belum lulus.

Satu hari ada salah satu teman kampus Lisa yang menawarinya pekerjaan.

"Sa, mau kerja gak kayak aku?" tanya seorang teman Lisa, bernama Marimar.

"Kerja apa, Ma. Butuh duit banget nih gue. Kan sayang kalau gak dilanjut, sekalian biar lulus dan bisa cari kerja kan." curhat lisa ke temannya.

Mereka berdua sedang ada disebuah cafe setelah selesai kuliah. Marimas akhirnya mengajak lisa ke cafe disebuah mall. Dia ingin memberitahukan pekerjaannya.

Marimar mengajak lisa makan. Dia juga mentraktir lisa. Lisa pun memesan beberapa makan. Mereka berdua menyelesaikan makannya lalu marimas kembali akan menjelaskan nanti. Marimar mengontek salah satu temannya untuk bertemu di cafe dan membicarakan tentang pekerjaan untuk lisa.

"Om.."

Marima melambaikan tangan kepada seorang laki-laki yang sedikit sudah berusia. Lebih tua dari marimar.

Om?

Lisa melirik kebelakang. Penasaran dengan laki-laki yang temannya panggil om. Omnya lisa? Siapa? Atau untuk apa? Entahlah. Lisa hanya tau butuh uang.

"Hai sayangg.."

Laki-laki paruh baya itu menyapa Marimar. Bercipika-cipiki dengannya bahkan sampai mencium keningnya dan duduk disamping marimar.

"Om, kenalin ini temen aku." kaya marima lada Jaya, nama laki-laki paruh baya disampingnya.

"Oh, hai. Jaya, pacarnya?" jaya menghentikan ucapannya dan melirik marimar seakan meminta persetujuan atas ucapannya. Bisakah dibilang pacar?

"Em, pacar aku sa." sambung Marimar membenarkan.

Lisa hanya mengangguk dan tersenyum. Jaya mengelurkan tangannya untuk berkenalan dengan lisa. Lisa ingin menjabat tangan jaya sebagai perkenalan. Tapi marimar langsung menahannya.

"Gak usah pegang-pegang tangan cewek lain om." kata marimar menarik tangan kekasihnya dan menggenggamnya erat.

"Gak akan. Apasih yang enggak buat kamu sayang.." jara mencium punggung tangan marimar.

"Jadi kerjaan aku apa ma?" tanya lisa pada marimar. Ingin cepat tau pekerjaanya dan melakukan pekerjaanya.

Tapi tak pernah lisa bayangkan kalau pekerjaan yang marimar sebut itu, wanita simpanan om-om. Marimar bilang tergantung mau minta berapa bayarannya. Kalau cuma menemani bayarannya sedikit. Kisaran jutaan, tapi kalau sampai jadi hak milik, tidur, lebih lagi.

"Gimana sa, kalau mau kita cariin. Om ada client kan?" tanta marimar pada jaya dengan merangkulnya manja.

"Ada lah pasti." kata jaya dengan mantap.

"Tuh. Lo butuh berapa duit? Mau yang gimana?"

"Maa, bukannya apa-apa masak gitu." lisa sedikit keberatan dengan pekerjaannya.

"Apa? Lo mau nyebut gue apa? Pelakor? Bukan kok." marimar segera menepis pemikiran temannya yang mungkin berpikiran seperti itu. Ternyara marimar benar, lisa mengangguki ucapan marimar.

"Enggak. Tanya deh sama om aku?" marimar kembali melirik jaya dengan manja.

"Saya sama marima udah nikah kok. Nih.." jaya memperlihatkan cincin dijari manisnya. Lalu marimar pun menunjukannya.

"Maaf, om sudah punya istri? Maksudnya status om sama marimar gimana? Sebagai apa?" sebenarnya ini agak gak sopan bagi lisa, lisa tau itu. Tapi lisa butuh penjelasan lebih.

"Ya suami istri. Semua yang aku punya itu dari om jaya." timpal marimar.

"Maksudnya?" lisa masih kurang penjelasan. Dia ingin lebih detail.

"Kayak sugar dady, tau gak sa? Om jaya belum nikah. Singel matang, ya om?"

Marimar meminta izin pada jaya untuk menyebutnya seperti itu. Jaya hanya mengangguk gemas pada istri kecilnya itu. Jaya dan marimar beda dua puluh tahun.

"Iya. Saya jelaskan. Kita gak ngeseks sebelum nikah. Jadi ada perjanjian. Selama semua kita aja. Semau kamu sama klien. Kalau maunya cuma nemenin jalan, ya jalan. Saya cariin yang minat sama kamu."

"Kalau marimar sama om gimana?"

"Suami istri sah, lisaa.." marimar jadi gemas sekali pada temannya yang bisa dibilang polos dan jujur itu. Pintar dalam hal kuliah tapi tak bisa membaca situasi seperti ini.

"Gini deh. Kalau mau ngeseks, kamu nanti nikah sama orangnya. Kalau beruntung, ya mungkin kalian jodoh. Pokoknya gak akan ngerugiin kamu. Kita juga cari yang single, kalau kamu maunya yang single. Kayak saya, yang usianya matang tapi belum nikah." jaya menjelaskan panjang lebar lagi. Tapu lisa masih kelihatan ragu.

"Kalau yang para wanita penghibur yang sampai jadi pelakor itu, gak akan sampai kesitu kan om? Saya gak mau."

"Kalau kamu maunya yang single, ya kita cariin yang single."

"Ya udah deh. Boleh. Tapi saya ambil yang nemenin jalan dulu ya om, yang single."

"Nah gitu dong. Daro tadi kok muter. Pokoknya aman. Gak akan ada seks tanpa perjanjian. Gak ada ruginya kok buat cewek-cewek kayak kita, saa.. Malah untung. Lo dapet uang, bisa bayar kuliah, buat makan dann paling penting kalau udah jodoh. Kayak gue sama om jaya. Susah, tak akan terpisahkan. Kita udah ketagihan satu sama lain ya om?" kata marima. Jaya dan marimar saling melempar tatapan menggoda.

"Nanti sore jadi kan ke apartemen. Udah pengen nih."

"Jadi lah."

Lisa tau mungkin maksud mereka. Setelah mendengar semua penjelasan dan sepakat. Lisa memilih pergi. Dia tak mau menggangu keduanya yang sepertinya sudah ingin bermain di kamar. Sepolosnya lisa, lisa juga kadang nonton filn adegan ranjanglah. Jadi dia sedikit tau soal itu.

Marimar meminta jaya untuk memesankan taxi online. Taxinya sudah menunggu didepan. Lisa pun segera keluar. Lisa langsung menuju taxinya, menaiki taxinya. Taxi bahkan sudah dibayar jaya.

"Yuk sayang, langsung ke apartemen aja. Udah gak sabar." kata jaya pada marimar.

Setelah mengantar lisa sampai ke luar restoran hingga lisa naik taxi dan pergi. Marimar mengangguk. Jaya merangkul marimar dan mengajaknya jalan menuju tempat parkir mobilnya.

-

Lisa berhenti di supermarket. Dia diberi uang marimar untuk membeli sesuatu, juga pakaian yang bagus-bagus untuk menemui kliennta nanti, kalau jaya sudah menemukan laki-laki yang tepat. Lisa datang ke supermatket untuk membeli ice cream. Ice cream bisa membuat mood hancurnya jadi baik.

Lisa memilih ice creap cup strawberry yang langsung dia buka dan dia makan sambil berjalan, lisa tak sengaja menabrak orang yang tiba-tiba muncul didepannya. Dia tak melihat jalan karena sedang menelpon.

Halo ma?

Kata seorang laki-laki yang lebih tinggi dari lisa. Lisa sekitar sebahunya. Dia berbicara dengan seseorang ditelpon. Tangannya memegang seperti satu wine? Minuman.

"Sorry."

Kata laki-laki itu yang tak sengaja bertabrakan dengan lisa karena tak terlalu memperhatima. Jalan. Dia minta maaf pada lisa.

"Girl fisrt."

Kata sang laki-laki itu yang mempersilakan lisa untuk membayar ke kasir sebagai permintaan maaf karena sudah menabraknya.

Lisa jatuh cinta padanya, sikap manisnya tapi juga sedikit nakal mungkin karena melibat botol wine yang dia pegang. Stylenya juga keren, mirip ceo yang selalu dia lihat didrama korea. Tapi dia lebih kekar dengan jas kerjanya. Lalu berewok sedikit tipis menambah kesan sangar tapi menarik.