hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
KEKASIH TUAN MUDA

KEKASIH TUAN MUDA

Author:Jorachan

Roman Dewasa | Finished

Introduction
Saat pesta pernikahan itu, semua tamu tercengang! Siapa sangka Tuan Muda yang dikabarkan penyakitan dan buruk rupa itu adalah lelaki yang sangat tampan dan gagah perkasa. Trisha, sang mempelai wanita langsung jatuh cinta. Namun, Tuan Muda Haykal justru menganggap pernikahan mereka sebagai sebuah kesalahan besar di hidupnya. Haykal menolak cinta Trisha meski ia sudah meraih kenikmatan bersamanya. Ia lebih memilih kakak iparnya untuk menjadi kekasihnya. Semua berubah saat Haykal tahu siapa Trisha sebenarnya. Perjalanan kisah cinta mereka melewati lika-liku yang terjal. Akankah mereka bersatu dalam balutan kebahagiaan? Novel ini adalah sekuel dari novel CEO Arogan yang bisa di baca di Hotbuku.
Show All▼
Chapter

“Tidak!! Aku akan segera mencarinya!” teriak Haykal sangat keras.

Pria berumur dua puluh tiga tahun itu bangun dari tidurnya. Wajah tampannya dibanjiri oleh keringat. Napasnya terengah-engah seperti baru dikejar setan saja. Haykal terpaku merenungi mimpi buruknya itu.

Beberapa bodyguard di depan kamar Haykal langsung memberikan laporan pada Felix dan Sandrina. Tak lama Felix sudah berada di depan pintu. Ia membuka pintu kamar Haykal dengan kode aksesnya. Sandrina berlari masuk dan langsung mendekap anak sulungnya itu.

“Sayang, apa kamu mimpi buruk lagi?” tanya Sandrina.

Dengan napas yang masih terengah-engah, Haykal menganggukkan kepalanya. Felix mengambilkan air minum untuk anak tirinya itu. Haykal meminumnya dengan kalap. Felix dan Sandrina saling bertatapan.

Mereka sangat prihatin dengan keadaan Haykal. Sudah bertahun-tahun, Haykal dihantui dengan mimpi yang hampir sama setiap malamnya. Haykal menyimpan mimpi itu sendiri. Ia tidak pernah menceritakan isi mimpi itu pada Felix dan Sandrina. Namun, sebagai orang tua, Felix dan Sandrina merasa prihatin.

“Haykal, kali ini ikuti saran Mama ya. Kamu harus ke psikiater. Ini sudah tidak wajar,” kata Sandrina hati-hati.

Haykal tampak begitu kesal mendengar permintaan mamanya. Ia menjauhkan diri dari tubuh mamanya hingga Sandrina harus melepas dekapannya. Haykal sudah berulang kali diminta untuk pergi ke psikiater. Namun, ia selalu menolak. Melihat kemarahan Haykal, Sandrina pun tidak meneruskan perkataannya.

“Jadi apa yang kamu inginkan Haykal? Setidaknya agar kondisimu lebih baik,” kata Felix.

“Aku ingin menikah!” Ucapan Haykal membuat dua orang di depannya kaget bukan main.

“Menikah??” tanya Sandrina dan Felix bersamaan.

“Iya, aku ingin menikah,” jawab Haykal serius.

“Tapi dengan siapa kamu akan menikah?” tanya Sandrina prihatin.

Sejak lahir, Haykal sudah kaya raya. Kakeknya, Tuan Wijaya mewariskan semua harta kekayaannya untuk Haykal. Bahkan ayah kandung Haykal tidak mendapatkan harta sepeserpun dari Tuan Wijaya. Namun, dalam perjalanannya, kejiwaan Haykal sudah dua kali terguncang.

Pertama, saat Haykal kecil. Ia adalah salah satu korban pem-bully-an saat sekolah dasar. Di usianya yang masih kecil, Haykal sangat bingung karena nama ayahnya di akta kelahiran dan di kenyataan berbeda. Teman sekelasnya selalu mengejek bahkan menghinanya sebagai anak haram.

Sandrina dan Felix mencoba menjelaskan semuanya. Haykal merupakan buah hati Sandrina dari pernikahan pertamanya. Namun, Haykal belum bisa memahaminya dengan mudah saat ia sekecil itu. Akhirnya, Haykal begitu terpuruk sampai-sampai dia tidak mau masuk sekolah.

Akhirnya Haykal melanjutkan sekolahnya dengan homeschooling. Pergaulan anak itu begitu terbatas. Lalu saat ia lulus sekolah menengah atas, Haykal kembali terguncang saat mengetahui ayah kandungnya. Akhirnya semua kekayaan yang dimiliki Haykal tidak menjamin kebahagiaan dalam hidupnya.

Kali ini, tiba-tiba Haykal ingin menikah. Tentu saja hal itu membuat Sandrina dan Felix syok. Buah hati Sandrina itu memang sudah dewasa. Namun, Haykal lelaki yang sangat tertutup bahkan cenderung antisosial. Haykal tidak pernah akrab dengan siapapun. Bahkan dengan adik tirinya, dia terkesan menjaga jarak.

“Tapi kamu mau menikah dengan siapa?” tanya Felix mengulangi pertanyaan Sandrina.

“Aku ..., aku ingin menikah dengan putri Keluarga Bahran.” Jawaban Haykal kembali membuat kedua orang tuanya syok.

“Bahran?? Apa teman Papa yang kemarin merengek-rengek meminjam uang untuk melunasi hutangnya itu?” tanya Felix tidak percaya.

“Apa kamu mengenal anak gadisnya, sayang?” tanya Sandrina penuh selidik.

“Aku tidak mengenalnya Ma. Tapi, aku ingin menikah dengan anak gadis dari Keluarga Bahran,” jawab Haykal keras kepala.

“Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu? Apa yang membuatmu seperti ini Haykal?” tanya Sandrina serius.

“Mama nggak perlu tahu. Yang jelas aku ingin menikahinya,” ucap Haykal ketus.

“Sayang, pernikahan harus didasari rasa cinta. Itu sangatlah penting agar rumah tangga kalian harmonis,” ucap Felix.

“Pa, ini keinginanku. Aku yakin akan bahagia kalau menikah dengannya,” ucap Haykal berbohong.

Felix dan Sandrina kembali berpandangan mata. Mereka tidak bisa mengekang permintaan Haykal. Kalau sampai permintaan anak itu dilarang, Haykal bisa mengamuk atau bahkan dia bisa sakit sampai berhari-hari sampai tubuhnya kurus. Sandrina tidak ingin hal itu terjadi, akhirnya ia mengangguk.

“Baiklah, kalau itu keinginanmu. Papa akan melamarkan gadis itu untukmu,” ucap Felix.

“Terima kasih Pa,” jawab Haykal sambil tersenyum.

“Sama-sama. Kamu harus jadi lelaki yang kuat sayang. Semoga dengan menikah, kamu akan menjadi lebih dewasa,” kata Felix.

“Iya Pa,” sahut Haykal senang.

Setelah Haykal tenang, Sandrina dan Felix kembali ke kamarnya. Meski anak tirinya, Felix tetap menyayangi Haykal seperti anak kandungnya sendiri. Ada dua anak yang harus mereka pantau masa depannya. Felix dan Sandrina dikaruniai satu anak perempuan bernama Felisha yang usianya selisih dua tahun dari Haykal.

“Bagaimana ini Mas? Apa kita benar-benar harus melamar anak gadis dari keluarga Bahran? Aku sebenarnya sangat trauma dengan sebuah perjodohan,” ucap Sandrina.

Felix meraih tubuh Sandrina. Ia mendekap istrinya dan membelai rambutnya. Rumah tangga Sandrina yang pertama kandas karena pernikahan tidak dilandasi cinta. Sandrina juga menikah karena sebuah perjodohan.

“Sayang, ini bukanlah perjodohan karena Haykal yang menginginkannya. Ya meski belum tentu gadis itu akan bahagia,” kata Felix.

“Nah, itu dia yang aku pikirkan. Sebagai seorang wanita, aku juga memikirkan hal itu. Aku sudah pernah merasakan sakitnya berumah tangga dengan lelaki yang tidak aku cintai. Aku takut Haykal akan mengikuti jejak Devan,” kata Sandrina.

“Jangan berprasangka buruk dengan anakmu sendiri. Meski Devan ayahnya, tapi dia juga darah dagingmu. Aku yakin dia akan menjadi pemuda yang baik. Siapa tahu setelah menikah, sifatnya yang tertutup itu akan hilang. Aku tidak ingin dia menjadi lelaki yang antisosial,” ucap Felix.

“Aku tetap saja khawatir, Mas,” ucap Sandrina.

“Itu wajar kok. Wajar kalau kamu khawatir. Aku tahu kamu sangat menyayangi Haykal. Berdoalah yang terbaik untuknya,” kata Felix.

“Iya Mas,” jawab Sandrina.

“Besok aku akan meminta salah satu asistenku menemui si Bahran itu. Dia pasti akan merestuinya. Kalau tidak, dia harus membayar semua hutangnya. Ini demi keinginan Haykal,” kata Felix.

“Aku setuju Mas. Semoga ini yang terbaik untuk Haykal,” ucap Sandrina.

Sementara di kamarnya, Haykal beranjak dari tempat tidurnya. Suasana dini hari masih sangat sepi, Haykal membuka laci meja kerja di kamarnya. Ia mengeluarkan sebuah album kecil. Perlahan ia membuka lembar demi lembar album itu.

Ada foto seorang anak kecil dengan rambut dikucir kuda. Dengan lembut jemarinya membelai foto itu. Ada perasaan sendu yang menggelayuti hatinya.

“Beberapa tahun ini aku sudah mencari. Semoga penyelidikan bodyguard-ku itu benar. Kamu adalah anak dari Keluarga Bahran itu. Meski kemungkinan itu hanya satu persen saja,” bisik Haykal lirih.

Gadis itu adalah cinta pertama Haykal. Meski ia hanya bertemu satu kali dengan gadis itu saat usianya masih anak-anak. Sejak kecil, Haykal sudah akrab dengan kamera. Ia suka memotret berbagai hal yang menurutnya menarik. Hanya foto itu kenang-kenangan dari gadis yang tidak pernah ia ketahui namanya itu.

Keesokan harinya, seorang asisten Felix menemuinya setelah mendapatkan perintah. Hari sudah cukup siang, Felix sudah berada di ruang kerjanya. Felix tampak heran karena biasanya Marko langsung melakukan perintahnya.

“Ada apa? Kenapa kamu belum menjalankan perintahku? Apa masih ada hal yang kurang jelas? Kamu hanya perlu melamar anak si Bahran itu!” perintah Felix.

“Ada sebuah masalah. Anak gadis dari Pak Bahran ada tiga orang. Manakah yang harus dilamar Tuan?” tanya Marko.

“Apa?? Tiga orang??” tanya Felix bingung.

“Benar Tuan,” jawab Marko.

Felix memegangi dagunya. Ia sedang memikirkan hal itu. Tiba-tiba sorot matanya tampak menyala seolah menemukan ide cemerlang.

“Pinta Bahran memilih anak gadisnya yang dengan suka rela mau menikah dengan Haykal. Bukankah sudah tersebar rumor kalau Haykal buruk rupa dan penyakitan? Gadis yang mau menikah dengan Haykal pasti hatinya tulus,” jelas Felix mengutarakan idenya.

“Tapi bagaimana kalau gadis itu hanya mengincar harta Tuan Muda Haykal saja?” tanya Marko.

“Tidak mungkin! Kalau dia hanya mengincar harta, pastinya dia akan mempertimbangkan rumor itu. Jadi aku yakin gadis yang mau menikah dengan Haykal adalah gadis yang tulus,” tegas Felix.

“Tapi Tuan ....”

“Sudahlah! Lakukan perintahku sekarang! Jangan sampai Haykal marah karena kamu tak segera datang melamar ke rumah itu! Kalau Bahran ingin bicara langsung padaku, lakukan panggilan video. Cepat berangkat sekarang!” perintah Felix dengan tatapan tajam.

“Baik Tuan.”

Bersambung...

Hai semuanya! Jorachan kembali lagi dengan novel ketiga. Oh ya, adakah yang belum baca kisah orang tua Haykal? Kalian bisa baca dulu di novelku yang judulnya CEO Arogan di Hotbuku juga.

Selamat menikmati cerita fiksi ini. Happy reading!!!