{{Author's POV}}
Qila membuka matanya dan tersenyum, memandang wajah pria yang ia cinta sedang tertidur pulas di sampingnya. Qila merasa nyaman dan aman setiap kali ia mendapati paginya bangun di samping Leo. Ia mengecup pelan pipi Leo dan tersenyum sekali lagi sebelum beranjak dari tempat tidur.
Kini semua anggota keluarga Narufumi tinggal di sebuah rumah besar yang mewah. Hidup mereka berubah total dan setiap hari mereka selalu menghabiskan waktu bersama, bahagia hari demi hari.
Qila berjalan keluar dari kamarnya, menuju kamar si kembar. Runa dan Rina punya kamar mereka sendiri. Nagita mendesain khusus kamar mereka dengan tema Hello Kitty. Semua pernak pernik berwarna pink, putih, dan biru muda. Sampai boneka Hello Kitty memenuhi hampir sebagaian ruangan di kamar si kembar. Qila sempat menolak pemberian Nagita tapi menolak permintaan Nagita berarti berurusan lebih rumit dengan Luca.
Akhirnya Qila menerima apa yang Nagita buatkan untuk si kembar. Tidak hanya si kembar, Yuuto, Arata bahkan Ryou pun punya kamar pribadi dengan desain sesuai dengan keinginan mereka.
Qila membuka pintu kamar perlahan dan mengamati bagaimana si kembar masih tertidur lelap di kasur empuk mereka. Tangan mereka memeluk erat batal Hello Kity kembar mereka, sedang selimut mereka jatuh dari kasur, tergeletak di lantai.
Qila memungut selimut mereka dan kembali menyelimutkan selimut itu pada si kembar. Ia akan membangunkan mereka setelah sarapan siap.
Beberapa waktu yang lalu, Qila pasti kesulitan menentukan sarapan dan bekal. Tapi sekarang dengan lemari yang sangat besar yang penuh dengan semua bahan makanan untuk dimasak, membuat sarapan dan waktu membuat bekal menjadi hal favorit Qila.
Tidak lama setelah Qila selesai membuat sarapan, Leo bangun sambil menggendong Yuuto bersamanya. Baik, Leo dan Yuuto mereka masih menguap beberapa kali.
"Selamat pagi!" sapa Qila.
"Selamat pagi, Qila..!" balas Leo ambil mencium kening Qila. Meskipun sudah tinggal bersama dengan Leo lebih dari beberapa bulan, Qila masih saja tersipu malu jika Leo memperlakukannya begitu manis.
"Pagi, niichan!!" sapa Yuuto.
"Selamat pagi."
Qila tersenyum dan Yuutopun melompat ke pelukan Qila.
"Hari ini aku mau sosis cumi-cumi, yaa!" pinta Yuuto. Qila mengangguk lalu menyuruh Yuuto untuk duduk, bersiap sarapan.
Beberapa menit kemudian Ryou dan Arata menyusul. Ryou sudah siap dan rapi dengan seragam SMP miliknya.
"Oh, kau terlihat tampan!" puji Leo melihat Ryou dengan seragam baru miliknya.
"Kenapa Leo-nii baru sadar?!" jawab Ryou sambil terkekeh geli.
"Tapi tentu saja, aku lebih tampan!" balas Leo. "Ya kan, Qila?" tanya Leo padaku.
"Aku rasa Luca-sama lebih tampan!" balas Qila. Leo menatap kekasihnya itu dengan pandangan heran dan tak percaya.
"Baiklah, dia memang lebih tampan." Leo menanganggapi komentar Qila sedikit kesal.
"Hahaha, Leo-nii kau jangan marah begitu. Qila-nii hanya bercanda." Ryou berkomentar masih terkekeh geli. Merekapun memulai sarapan pagi mereka.
Sebelum tinggal bersama dengan Qila, Leo membenci ritual sarapan paginya. Tapi kini sarapan pagi adalah waktu yang ditunggu Leo.
***
Seusai sarapan, Leo berpamitan kepada Qila. Selayaknya sepasang suami istri, Leo meminta Qila untuk tidak lupa memberinya good-bye-kiss. Dengan wajah yang merona merah, Qila bersandar dekat ke Leo dan mengecup bibir Leo. Leo membalas kecupan Qila dan memeluknya.
"Sampai jumpa nanti," ujarnya lalu berjalan keluar. Tidak lama setelah itu Ryou, Arata dan Yuuto menyusul keluar.
"Niichan, ittekimasu!" seru mereka.
"Itterasshai!" balas Qila dan melambaikan tangan.
Qila melepaskan celemeknya dan menggendong Runa lalu menggandeng Rina, berjalan keluar Rumah. Sebelum mengantar si kembar, Qila memutuskan untuk mampir ke Mansion Nagita yang berjarak beberapa meter dari rumah mereka.
Selama perjalanan, angin musim semi menerpa wajah Qila dengan lembut. Harumnya bunga Sakura di pinggiran kota menggelitik hidung. "Ah, ternyata hampir seluruhnya mekar," gumam Qila menatap ke pemandangan indah musim semi.
Tidak terasa mereka sudah sampai di Mansion Luca dan Nagita.
Qila berjalan masuk ke gedung apartemen dan masuk ke lift, menekan tombol lantai dimana Nagita tinggal. Lalu liftpun mengantar mereka sampai di lantai yang dituju.
Qila berjalan keluar dari lift, masih menggandeng erat Rina. Mereka berjalan menyusuri lorong dan berhenti di salah satu kamar. Qila menekan bel dan menunggu jawaban. Di layar depan, muncul wajah Nagita yang tersenyum lebar.
"QILA-CHAAAN!" seru Nagita dan memeluk Qila dan sekaligus Runa yang berada di gedongan Qila.
"S-Selamat pagi Nagita!" sapa Qila.
"Selamat pagi Qila-chan! Ayo masuk!" ujar Nagita mempersilakan. Qila melepaskan sepatunya dan masuk ke ruang tamu mansion Nagita dan Luca.
"Qila-chan, dan yang lain sudah sarapan?" tanya Nagita. Qila mengangguk. "Apa yang kau buat hari ini?" tanya Nagita.
"Hari ini omelet dan sup lobak!" jawab Qila.
"Ah! Itu kedengar lezat! Sudah lama aku tidak makan sup lobak!" komentar Nagita.
"Kalau mau nanti aku akan membawakan sup lobak untukmu," ujar Qila. Nagita mengangguk dengan bersemangat.
"Terimakasih, Qila-chan!"
"Ngomong-ngomong, Luca-niisama sudah berangkat kerja?" tanya Qila.
"Hmph! Hari ini Lu-chan ada rapat di Moskow. Pagi-pagi sekali dia harus ke bandara!" balas Nagita.
"Sibuk sekali ...!" komentar Qila, "Nagita, kalau di sini kau kesepian, mampirlah ke rumah," ujar Qila.
"Tentu saja! Lu akan pulang ke Jepang seminggu lagi, jadi mungkin aku akan sering main ke rumah Le-chan dan Qila-chan. Tidak apa-apa kan?" tanya Nagita.
"Aku akan senang sekali!" jawab Qila dengan tersenyum tulus.
"Oh! Kemarin aku beli pudding kacang merah! Akan kuambilkan, tunggu sebentar, ya." Nagita berlari ke arah dapur untuk mengambil puddingnya. Lalu kembali dengan piring-piring kecil, garpu dan puding kacang merah lezat.
"Silakan! Jangan sungkan-sungkan. Runa-chan dan Rina-chan juga yaa, makan yang banyak," ujar Nagita. Mereka tertawa dan mulai menusuk pudding mereka dengan garpu.
"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Qila, Nagita menganggukkan kepalanya.
"Apa saja!!" balasnya.
"Sudah berapa lama Nagita dan Luca-sama tinggal bersama?" tanya Qila.
"Hmm ... hampir 4 tahun!" jawab Nagita sambil membuat gestur angka 4 dengan jarinya.
"Sudah cukup lama juga kalau begitu."
"Ah, bisa dibilang begitu-tapi entah kenapa rasanya seperti baru kemarin kita bersama, haha!" jawab Nagita.
"Itu karena Luca-sama orang yang menarik. Jadi meskipun sudah cukup lama tetapi terasa baru sebentar bersama."
"Apa itu pertanda yang baik? Haha. Lu-chan memang penuh kejutan. Dia juga tidak mudah ditebak, jadi setiap hari seperti bermain game, selalu menduga-duga reaksi apa yang akan dia buat!" jawab Nagita.
"Aku yakin itu pertanda yang baik. Karena kalian begitu serasi!"
"Hahaha, terimakasih Qila-chan! Tapi semua ini tentu saja tidak mudah terjadi dan berjalan baik begitu saja."
"Eh?"
"Qila-chan ingin dengar kisah cinta kami??" tanya Nagita dengan pipi merah yang membuatnya terlihat cantik.
"Tentu saja!" Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dibanding bisa mengenal lebih jauh tentang Luca dan Nagita. Mungkin Qila bisa banyak belajar dari kedua orang dewasa ini—
***