hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Pernikahan Kedua Sang Dokter

Pernikahan Kedua Sang Dokter

Author:Ocha_Gumay24

Roman Dewasa | Updating

Introduction
Pernikahan adalah suatu hal yang diinginkan oleh setiap manusia, begitu juga Jasmine wanita itu ingin menikah hanya satu kali dalam seumur hidupnya apalagi dirinya sangat mencintai sang suami tapi takdir berkata lain. Pernikahannya dengan Azlan yang berawal dari perjodohan harus kandas di bulan ketiga mereka berumah tangga. Semua itu disebabkan karena sang suami Azlan masih belum bisa melupakan orang dimasa lalu. Setelah bercerai bukan perasaan bahagia yang Azlan rasakan tapi hanya ada kehampaan menyelimuti hatinya. Penyesalan itu hadir seiring berjalannya waktu tanpa kehadiran Jasmine yang sudah pergi jauh bersama dengan sebuah rahasia besar. Bagaimana kisah Azlan dan Jasmine? Mampuhkah Azlan memperbaikin semuanya? Rahasia apa yang disembunyikan Jasmine? Follow IG : @ochagumay24 Cover by @Shira_sue
Show All▼
Chapter

Setiap wanita pasti menginginkan sesuatu kebahagian di saat dirinya menikah begitu juga yang diinginkan oleh Jasmine wanita yang sebentar lagi akan menjadi seorang istri dari seorang Dokter tampan bernama Azlan Dwi Putra.

Tok

Tok

Tok

Pintu kamar Jasmine terbuka, di sana muncul lah sang adik ipar dia adalah Sonia adik dari Azlan dan juga sahabat dari Jasmine.

"Cantik kali loh pengantin kita ini," goda Sonia. Jasmine hanya tersenyum malu, dirinya pun tidak menyangka jika bisa tampil berbeda seperti ini.

Bukan tanpa sebab Jasmine berkata seperti itu, karena wanita itu sangat jarang sekali ingin berdandan pergi kuliah pun hanya menggunakan bedak bayi selebihnya tidak pernah.

Itulah kenapa Jasmine sangat di sukai bahkan memiliki banyak idola di kampusnya, saat ini Jasmine dan Sonia sama sama seorang mahasiswi di salah satu universitas di kota besar dengan jurusan yang sama yaitu kedokteran.

Memiliki cita cita ingin membantu setiap orang yang sakit dan membutuhkan pertolongan itulah yang membuat Jasmine memilih untuk kuliah di sana. Tapi salah satu faktor yang membuat Jasmine mengambil jurusan itu adalah karena kejadian 5 tahun lalu.

Kedua orang tuanya meninggal dunia, karena kurangnya ekonomi saat itu. Ayah dan Bunda Jasmine tidak tertolong, pihak rumah sakit saat itu tidak mau memberikan pertolongan pertama karena Jasmine tidak bisa membayar.

Bayangkan seorang gadis berusia 17 tahun tidak tahu apa apa tidak memiliki keluarga di dekatnya harus menerima perlakuan seperti itu.

"Terima kasih Nia, kamu juga cantik kok hari ini."

Sonia mendekat kearah Jasmine wanita itu segera membawa calon kakak iparnya itu untuk segera keluar.

"Ayo kakak ipar, Mas Azlan sudah menunggu Mami dan Papi juga."

Dengan perasaan dak dik duk, Jasmine pun segera mengikuti Sonia. Keringat dingin di tangannya pun sangat terasa nyata, Sonia pun mengerutkan dahinya.

"Santai kakak ipar, sebentar lagi akan bertemu dengan sang pujaan hati," ucapnya. Sonia tahu jika sahabat dan calon kakak iparnya itu sudah sangat lama menyimpan perasaan kepada Mas nya.

Sonia adalah orang pertama yang menyetujui pernikahan Jasmine dan juga Azlan, bahkan Sonia juga lah yang menjadi kompor kepada kedua orang tuanya. Gadis itu ingin sang Abang melupakan masa lalunya yang sangat menyakitkan.

Jantung Jasmine semakin berdetak kencang, saat dirinya sudah berada di dekat Azlan. Laki laki itu hanya memasang wajah datarnya tak ada senyuman bahkan eskpresi nya sangat datar.

"Baiklah mempelai wanita sudah datang maka kita akan mulai acara."

Jasmine mengucapkan bismillah di dalam hatinya, napasnya juga seolah berhenti ketika Azlan menyebut namanya dalam satu tarikan napas.

"Bagaimana para saksi?" tanya sang penghulu.

"SAH."

"SAH."

"SAH."

"Alhamdulillah." Gumam mereka semua, Jasmine pun akhirnya bisa menarik napasnya lega. Setidaknya sedikit perasaannya lega saat ini.

***

Jasmine dan Azlan di minta untuk masuk ke dalam kamar untuk beristirahat sembari menunggu acara resepsi yang akan di laksanakan nanti malam, tidak ada pembicaraan yang mereka lakukan.

Jasmine yang sedang membersihkan makeup nya pun tidak mengeluarkan suaranya sedikitpun dirinya hanya melirik sang suami dari balik kaca.

Tak lama Azlan beranjak dari tempat tidur dan mendekat kearah Jasmine, jangan tanya bagaiman kondisi jantung Jasmine saat ini. Dirinya merasakan hal yang tak terduga, Jasmine rasanya ingin lari secepat mungkin.

"Jangan pernah bermimpi menjadi istri saya," ucap Azlan dengan nada datar tepat di telinga Jasmine.

Deg

Deg

Deg

Setelah mengatakan hal tersebut, Jasmine hanya bisa diam dan mencernah apa yang dimaksud oleh suaminya itu. Tapi entah kenapa air matanya ikut mengalir, Jasmine menangis dalam diamnya pernikahan apa yang saat ini dirinya jalani.

Mereka berdua memang menikah dikarenakan perjodohan kedua orang tua mereka masing masing, Jasmine tahu jika Azlan tidak menginginkan pernikahan ini bahkan laki laki itu sempat menolak tapi Jasmine tidak tahu jika suaminya itu bisa berkata seperti itu.

Pantas saja, tadi saat keduanya sudah memasangkan cincin dijari masing masing hanya sebatas itu saja. Jasmine kira dirinya akan mendapat sesuatu yang mesra di dahi nya tapi ternyata tidak. Azlan bahkan sangat terlihat enggan menyentuh dirinya.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka menampilakan Azlan yang sudah terlihat segar dengan kaos berwarna biru, Jasmine hanya bisa diam dirinya tak mampu menatap sang suami lagi.

Setelah Jasmine gantian masuk ke dalam kamar mandi untuk memenangkan hatinya saat ini.

***

Pukul 7 malam Jasmine sudah bersiap dengan pakaian berbeda saat akad nikah tadi, hari ini dirinya menggunakan baju berwarna pink terang yang membuat Jasmine terlihat sangat cantik.

"Digandeng dong Mas istrinya masa mau masuk ke dalam gedung sendiri sendiri sih," goda salah satu keluarga Azlan yang sering Jasmine panggil Tante Unge.

"Iya kamu itu kok jalan sendiri sendiri sih Nak, itu istrinya digandeng kalau di ambil orang baru menyesal." Kali ini yang ikut bersuara adalah sang Mami ibu Azlan dan mertua Jasmine. Wanita yang sudah tak muda lagi itu, tapi masih saja terlihat sangat cantik.

Dengan sangat terpaksa Azlan mendekat kearah Jasmine dan meletakan tangan wanita itu di dalam rangkulannya.

"Tanya senang dulu, saya seperti ini karena Mami. Ingat saya tidak pernah mau menikah dengan perempuan seperti kamu."

Jasmine terpaku dengan ucapan yang dilontarkan oleh Azlan sangat sakit di hatinya. Laki laki itu sepertinya sangat suka menyakiti Jasmine sejak tadi sudah berulang kali Azlan mengatakan hal menyakitkan untuk Jasmine.

Dengan senyuman yang terpaksa di berikan, Jasmine hanya bisa melakukan hal seperti itu. Apalagi melihat sikap sang suami yang sangat manis jika berada di depan orang lain.

"Mas itu Jasmine sudah lelah kamu ajak masuk aja ke kamar yang sudah Mami pesan ya. Biar semuanya Mami dan Papi yang urus," ucap Mami Sita.

Azlan hanya menganggukkan kepalanya laki laki itu mengandeng Jasmine di depan seluruh keluarga tanpa berbicara sedikit pun. Hingga sampailah mereka di dalam lift dan Azlan segera melepaskan genggaman tangannya.

Selama di dalam lift tak ada pembicaraan di antara keduanya hingga sampailah mereka di sebuah kamar yang sangat indah keduanya masuk kedalam ruangan tersebut.

"Kamu boleh bangga menikah dengan saya, tapi saya tidak akan pernah bisa menerima kamu sebagai istri saya. Selamanya di dalam hati saya hanya ada Dita. Sejak kehadiran kamu di kehidupan saya, membuat hari hati tenang saya menjadi terganggu."

Brum

Setelah mengatakan hal itu Azlan masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Jasmine hanya bisa berdiri diam di sana. Ia menyentuh d*adanya sungguh sakit rasanya. Pernikahan yang sangat di inginkan oleh setiap orang, tapi saat ini tidak untuk Jasmine.

Wanita itu tidak menginginkan pernikahan seperti ini yang dirinya mau, pernikahan yang mampu membuatnya sakit hati hingga berkeping keping seperti ini. Belum ada 24 jam mereka menikah, tapi Azlan sudah membuat Jasmine menangis 2 kali dalam waktu yang sama.