hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Sugar Daddy

Sugar Daddy

Author:Little

Miliarder | Finished

Introduction
Pria miliader yang membeli gadis belia yang berumur 18 tahun yang sempat dijual oleh Fanya pada pria hidung belang dan dengan sigap pria itu membelinya dan menjadikannya gadis simpanan untuk pria yang sudah beristri itu. Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah gadis itu akan dijadikan mainan saja untuk pria itu lalu dicampakkan oleh pria itu setelah mahkotanya diambil atau pria itu akan mengambilnya dan menjadikan belahan jiwanya untuk masa depannya kelak? Jangan lupa untuk selalu baca dan ikuti ya permasalahan mereka berdua.
Show All▼
Chapter

"Tante, kumohon jangan, Tan. Aku belum siap!"

Terdengar suara teriakan dari pintu belakang club dan juga suara kebisingan musik disco yang sangat menggelegar. Memekakan telinga. Tetapi, banyak manusia yang menyukainya.

Buktinya, perempuan berpakaian minim setengah telanjang tengah memamerkan bentuk tubuhnya dan juga wajahnya yang benar-benar menggoda iman pria yang berada di dalam clubbing ini.

Musik, tarian erotis, minuman berbau menyengat yang disukai mereka di sini, asap rokok dan masih banyak lagi.

Seorang wanita berusia 35 tahun yang mrngenakan dress di bawah lutut dengan atasan yang terbuka tengah menarik tubuh mungil gadis yang berumur 16 tahun.

Apa? 18 tahun? Ya, gadis itu dulu bertanya padanya bagaimana cara menghasilkan uang, karena orangtuanya tak sanggup membayar biaya sekolah yang menunggak 7 bulan lamanya.

Sangat mengenaskan.

Tapi, tak mengurung niat wanita itu untuk terus menyeret gadis yang memberontak itu ke meja di mana pria dan wanita tengah duduk di sofa sambil bermain judi.

Untuk membayar lebih tinggi gadis yang masih virgin itu kepada lelaki hidung belang dan berdompet tebal atau lelaki yang kesepian.

"Hei, apa kabar kalian? Now, aku bawakan gadis ini. Dia berumur 16 tahun dan membutuhkan uang untuk biaya hidupnya," ucap wanita itu setelah mereka sampai di sana.

Suara musik yang menggelegar itu tak terdengar dengan kerasnya sehingga atensi mereka yang tadi sempat berteriak histeris karena kekalahan.

"Berapa bayarannya?" tanya pria berbadan gempal dan perut buncitnya. Jangan lupakan jas hitam yang mahal melekat di tubuhnya.

"Cukup mahal, lima ratus juta gimana?"

Gadis itu menatap wanita yang menyeretnya tak percaya. Ternyata ini yang dilakukan padanya. Pantas saja ia menyuruhnya untuk berdandan dengan cantik dan membelikannya dress ketat berwarna maroon sepuluh senti di atas lutut.

Dia gugup.

Mata berkaca-kaca.

Jantungnya berdetak kencang karena ia benar-benar takut akan dibawa ke hotel oleh pria-pria yang berada di depannya.

"Oke, Aku ambil tujuh ratus gimana?" tanya pria lain yang tengah megang segelas wine. Di samping kiri dan di samping kanannya terdapat wanita-wanita berpakaian sexy yang duduk di dekatnya.

"Sembilan ratus juta," ucap pria yang memangku jalang di atas pangkuannya.

Sementara pria yang tengah duduk sendirian, menatap ke arah mereka yang bernegosiasi untuk menawarkan harga yang fantastis pada gadis yang berada di samping wanita paruh baya tersebut.

Dia bersama dengan bodyguardnya. Bukan takut akan dicopet, melainkan dia hanya ingin sendiri tanpa harus diganggu oleh wanita-wanita yang berada di clubbing ini.

"Ada apa di sana?" tanya pria berkulit putih tersebut.

"Ada negosiasi, Tuan. Karena gadis baru yang bekerja sebagai gadis sewaan. Jadi, mereka menawarkan harga tersebut, Tuan," jelas salah satu dari mereka yang tengah duduk di sofa lain.

"Panggilkan Fanya, aku ingin melihat gadis itu," pinta pria tersebut yang diangguki oleh mereka.

Salah seorang dari bodyguard itu berjalan menuju meja yang tak jauh dari para pria yang tengah bernegosiasi itu.

"Tuan Marvel meminta Anda untuk segera ke mejanya."

Pria berbadan kekar itu berdiri tepat di samping Fanya, wanita yang membawa gadis virgin itu. Dengan sekali anggukan, pria berbadan kekar itu berlalu dan diikuti oleh Fanya dengan menarik pergelangan tangan gadis yang tengah hancur tersebut.

Terpaksa ia harus mengikuti langkah Fanya menuju ruangan yang dituju. Ruangan yang berdinding kaca buram dengan sofa merah.

Sesampainya di depan pria itu, Fanya menundukkan kepalanya dan tersenyum manis kepada pria yang tengah menatap gadis yang berada di sampingnya.

"Ada apa, Tuan?" tanya Fanya dag dig dug.

Pria itu menatap Fanya sebentar lalu kembali menatap gadis yang menundukkan kepalanya sejak ia berjalan ke mejanya hingga berada di depannya.

Rambutnya yang sedikit kusut, dress yang melekat di tubuhnya dan tak lupa ia menggenggam ujung dressnya.

Gugup.

Takut.

Ia ingin pulang saja dari clubbing itu.

"Berapa kau akan menyewa gadis itu? Apa dia masih virgin?" tanya pria itu membuat gadis yang menundukkan kepalanya tetap menundukkan kepalanya tak berkutik.

'Ya Tuhan, selamatkan aku dari manusia-manusia yang bodoh ini,' batin gadis itu seraya memainkan kuku-kukunya.

"Ah, a-apakah Anda akan membelinya, Tuan? Dia masih gadis, masih vigin. Dia belum berpengalaman untuk menghangatkan ranjang Anda, Tuan. Nanti saya carikan yang lain sa--"

"Berapa kau akan menyewa gadis itu?" potong pria tersebut dengan menatap tajam ke arah Fanya.

Fanya terlihat gugup, tapi ia berusaha untuk terlihat biasa saja sambil mengangkat tangan kirinya dan menyingsingkan beberapa helai rambitnya ke belakang telinga.

'Huh, sabar Fanya. Dia sangatlah kaya. Kenapa kau harus gugup seperti ini,' batinnya.

"Aku akan menjualnya seharga 2 miliar, Tuan."

Gadis yang berada di sampingnya mendongakkan kepala menatapnya tak percaya.

Apakah 2 miliar itu akan dibagikan padanya juga? Atau uang sebanyak itu hanya untuk dia sendiri?

Gadis itu kembali menundukkan kepalanya. Takut berhadapan dengan pria yang berada di depannya.

Pria itu menyandarkan punggungnya di kepala sofa dan meneguk air mineral di gelasnya.

3 botol wine di atas meja itu hanya terbuka 1 botol saja dan yang meminumnya hanyalah 2 bodyguardnya saja.

"Apa itu terlalu mahal? Apa kau yakin dia masih virgin? Bagaimana jika dia tak virgin?" tanya pria itu dengan nada yang meremehkan.

Gadis itu hanya menelan ludahnya dengan kasar. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Ini demi perekonomian keluarganya.

"Ya, saya yakin, Tuan. Jika Anda tak percaya, Anda bisa membuktikannya sekarang juga. Tapi, bayar dulu uang mukanya. Setelah gadis ini benar-benar virgin, barulah Anda bayar sesuai dengan apa yang saya inginkan," terang Fanya seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Sombong.

Pria itu tersenyum kecut. Bagaimana bisa ada gadis yang masih virgin di jaman sekarang? Bahkan dengan tawaran yang dikeluarkan Fanya membuatnya ingin membuktikan apakah gadis itu masih perawan atau tidak. Atau itu hanyalah permainan Fanya saja? Uang muka? Ini pertama kalinya Fanya meminta uang muka saat ia menawarkan jalang-jalang miliknya. Biasanya pria itu akan membawa ke sebuah kamar khusus dan membayarnya pada Fanya atau pada jalang tersebut.

Pria itu menatap gadis yang masih saja menundukkan kepalanya. Ia benar-benar terancam sekarang. Harga dirinya ia jual kepada pria yang benar-benar tak ia krnal sama sekali.

"Baiklah, aku akan membawanya."

Pria itu memberikan kode pada bodyguardnya agar memberikan amplop coklat itu pada Fanya.

Tap!

Amplop coklat itu mereka letakkan di atas meja. Tebal dan ia bisa mengira-ngira harganya pasti sangat banyak.

***

Guys, ini masih bab awal, ya. Gimana lagi part selanjutnya? Jangan lupa untuk stay tune, ya. Jangan sampai ketinggalan dan jangan lupa untuk tinggalkan review di kolom reviewnya. Terimakasih banya