hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Kesalahan Satu Malam

Kesalahan Satu Malam

Author:Nona Izzy

Roman Dewasa | Updating

Introduction
Tujuh tahun pernikahannya dengan Leonel Mahesa terancam hancur karena kesalahan satu malam yang dilakukan Syerina. Syerina Artamukti, terbangun di sebuah kamar tanpa sehelai benang pun. Tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya selembar kartu nama, notes dan ingatan akan kebrutalan seorang lelaki tadi malam. Sosok yang telah menodainya. Issam Alkatiri, seorang laki-laki tampan dan rupawan yang telah memiliki tunangan, mendapatkan kejutan iseng dari beberapa temannya. Mereka merayakan ulang tahun Issam yang ke tiga puluh dua tahun, dengan menyewa jasa wanita malam sekedar untuk bahan candaan. Entah apa yang Issam pikirkan, ia malah menikmati keisengan itu. Sayangnya ia salah sasaran. Sebulan kemudian, Syerina menyadari kalau ia hamil. Saat itu juga takdir mempertemukan mereka kembali. Apa yang akan ia katakan pada keluarganya dan keluarga sang suami? Siapakah ayah dari bayi yang tengah ia kandung? Selamat datang di novel Kesalahan Satu Malam. Semoga kalian suka!
Show All▼
Chapter

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Syerina Artamukti. Anak tunggal dari keluarga Artamukti, yang terkenal sebagai salah satu keluarga politikus terbesar di Indonesia.

"Beraninya kamu menuduh anakku mandul! Kamu tidak lihat, ia punya dua kakak?!" bentak Kamila, yang merupakan mertua dari Syerina.

Syerina wanita yang kuat. Keluarganya telah mengajarkan Syerina dengan baik.

"Syerina tidak menuduh suami sendiri mandul, Mah. Syerina hanya bilang kalau Syerina juga tidak mungkin mandul," sahutnya dengan tegar.

Padahal pipinya terasa sangat perih dan mulai merah, namun Syerina tidak peduli. Hal terakhir yang ingin ia perlihatkan adalah kelemahannya di depan semua orang di rumah ini.

"Aku tidak percaya! Kalau memang kamu tidak mau mengaku, Besok kalian harus pergi ke dokter dan periksa!!" tuntut Kamila pada Syerina.

Syerina baru saja akan membuka mulut untuk menyanggupi tuntutan itu, namun Kamila lebih dulu keluar dari kamar menantunya.

Syerina adalah seorang pengacara yang cukup ternama. Seharusnya dulu ia menjadi politikus seperti keluarganya yang lain, namun Syerina terlalu keras kepala. Ia tidak mau menjadi Maria dan Adnan berikutnya.

Maria dan Adnan Artamukti adalah Nenek dan Kakeknya. Sepasang politikus besar yang pernah ada di Indonesia.

Ketiga anak mereka mengikuti jejak pasangan itu dengan menjadi politikus handal.

Tidak terkecuali ibu Syerina yang menjadi bagian dari Humas Kepresidenan di usianya yang ke dua puluh sembilan tahun.

Renata—ibu Syerina—bertemu dengan Gerald yang juga bekerja di dalam pemerintahan. Gerald adalah seorang anggota legislatif yang cukup dipandang. Bahkan hingga ia telah pensiun saat ini.

Keluarga politikus tiba-tiba menjadi julukan bagi keluarga mereka.

Dari semua sepupu Syerina, hanya ia-lah yang memiliki pekerjaan diluar jalur politik. Ia memilih menjadi pengacara.

Walaupun tidak sepenuhnya lepas dari yang namanya politik, karena politik memang akan hadir dimanapun. Namun, setidaknya ia independent.

"Oke, Syerina ... kamu bisa melewati hari ini. Jangan ambil pusing dengannya!" Syerina melafalkan mantra-mantra untuk menguatkan dirinya sendiri.

Saat sudah berdiri di depan pintu kamar mandi untuk membersihkan diri, Syerina mendapat sebuah panggilan masuk.

"Hallo?"

"Hallo, Sayang ... aku akan pulang telat lagi hari ini. Tidak apa-apa, kan?" tanya Leonel Mahesa suami yang paling Syerina cintai.

Leo merupakan seorang manager di sebuah perusaan jasa. Tidak sesukses Syerina, tapi cupid cinta telah menentukan keduanya sebagai pasangan hidup.

"Akan lama?" tanya Syerina yang tidak suka jika berada di rumah tanpa suaminya.

"Mungkin jam sepuluh sudah sampai rumah. Apa mama membuatmu kesal lagi?" tanya Leo memastikan. Ia tau perselisihan keduanya belakangan ini.

Syerina menggeleng. "Tidak, Mas. Hanya saja ... mama meminta kita berdua untuk priksa ke dokter besok. Untuk memastikan jika aku memang tidak mandul ...."

"Astaga ... masih membahas masalah itu? Padahal sudah pernah kita bicarakan," sesal Leo.

"Mungkin mama memang sudah sangat ingin menimang cucu, Mas."

"Tapi anaknya tidak hanya aku, Sayang. Seharusnya mama tidak menekan kita!" tukas Leo yang mulai terbawa emosi.

"Mas ...."

"Sayang, maaf. Mas jadi marah-marah. Kamu yakin tidak apa-apa?"

"Iya. Kalau boleh, aku mau ke luar dengan Rossa dan Onie. Jam sembilan nanti pulang." Syerina meminta ijin pada suaminya.

"Oke, Sayang. Hati-hati, ya?"

Syerina meletakkan ponsel di atas tempat tidur. Berdiri kemudian mengunci pintu kamar.

Sebelum mengganti pakaian, Syerina mengirimkan pesan untuk Rossa.

Temani aku jalan, yuk. Aku lagi bete banget di rumah.

-Syerina

Pesan itu terkirim. Tidak lama kemudian, sebuah pesan balasan masuk.

Boleh banget! Kebetulan aku gak kerja tadi. Udah bosen di rumah seharian. Jemput aku, ya?

-Rossa

Syerina tersenyum. Ia tau kalau Rossa tidak masuk kerja hari ini.

PT. Dharmajaya tempat Rossa bekerja sebagai asisten manager keuangan, melakukan penyemprotan rutin mingguan. Sebagai langkah pencegahan virus Covid-19, kantor Rossa melakukan penyemprotan dan pembersihan seluruh aset di kantor itu.

Oke. Kamu hubungi Onie, ya. Kita culik dia!

-Syerina

Syerina tersenyum sendiri. Mereka bertiga bersahabat sejak SMA. Leonel bahkan telah sangat mempercayai keduanya.

Okey!

-Rossa

Syerina bergegas mengganti pakaiannya. Ia ingin menyegarkan pikiran. Dalam kondisi pandemi seperti ini, tidak setiap hari ia bisa jalan dengan ketiga sahabatnya itu.

"Oke, done! Berangkat!" tukas Syerina setelah memasukkan HP, dompet dan maskernya ke dalam tas.

Ia ingin refreshing. Urusan besok, tidak untuk dipikirkan saat ini.

***

Mobil Syerina sudah berada di depan rumah Onie. Di sampingnya ada Rossa yang sudah siap dengan dandanan yang luar biasa malam ini.

Mereka memutuskan untuk pergi ke sebuah private club milik sahabat Rossa.

Dari apa yang Rossa ceritakan, private club itu sudah sangat mengutamakan protokol kesehatan. Jadi mereka tidak perlu khawatir.

"Onie mana, Sih? Apa jangan-jangan nggak diizinin sama suaminya, ya?" tanya Syerina kepada Rossa, yang sedang berusaha menyelesaikan melukis sebelah alisnya.

"Tadi waktu chatting, dia bilang mau servis suaminya dulu. Seharusnya sebentar lagi dia keluar, sih," sahut Rossa enteng.

Rupanya wanita itu seperti rubah kecil sangat cerdik. Jadi, supaya suaminya mengijinkannya pergi, lebih dulu ia memberikan servis cepat ala suami istri.

Pandangan Syerina kembali mengamati teras rumah sahabatnya.

Benar saja apa kata Rossa, Onie keluar dari rumah diantar oleh sang suami.

"Ish ... ish ... enak banget kalau suami pengertian gitu," ungkap Rossa pura-pura cemberut.

"Suamiku juga pengertian. Buktinya, aku diijinin jalan," kata Syerina tidak mau kalah.

"Yeee, itu 'kan, karena masalahmu dengan mertua. Lagian, kalian udah lama nikah, kenapa gak punya rumah sendiri, sih? Uang berlebih, tinggal pindah, loh ...," ejek Rossa pada Syerina.

Syerina tersenyum skeptik.

"Kamu benar, Ross. Sayangnya Mas Leo gak mau keluar dari rumah itu. Katanya hanya dia yang tersisa untuk melindungi mama dan kakak perempuannya. Mas Radit 'kan, tinggal di Sumatera sekarang ...," jelas Syerina.

Padahal, ibunya sendiri telah memberikan sebuah rumah mewah sebagai hadiah ulang tahun pernikahannya dua tahun lalu.

Sekarang, rumah itu kosong. Hanya dua orang pembantu yang akan datang dan membersihkannya setiap tiga hari sekali.

Tok tok tok.

Sebuah ketukan membuyarkan lamunan Syerina.

Onie telah berdiri di luar.

Syerina membuka kunci, Onie masuk dan langsung duduk di belakang Syerina.

"Anakmu siapa yang jaga, Nie?" tanya Rossa.

"Reyhan sudah tidur. Lagian ada ayah dan neneknya. Anak itu jauh lebih dekat dengan neneknya, tau!" sahut Onie.

Syerina tersenyum mendengar jawaban Onie. Keluarga suaminya memang luar biasa baik. Syerina mengenal mereka.

"Alismu sudah selesai, Ross?" tanya Syerina memastikan sebelum ia tancap gas.

Rossa menyimpan make up kit-nya di dalam tas, kemudian mengacungkan ibu jari.

"Oke, siap!"

Syerina menjalankan mobilnya. Mereka sudah siap untuk mengunjungi private club dan membuang penat.

Selama perjalanan yang memang tidak lama, ketiganya ikut bernyanyi mengikuti alunan yang keluar dari radio mobil Syerina.

Andaikan saja Leo mau keluar dari rumah Kamila, pasti kehidupan tidak akan seberat ini.

"Syer, katanya ... adik sepupu suamimu mau nikah, ya?" tanya Onie yang selalu mendapatkan bahan gosip dari berbagai sumber.

Kali ini ia mendapatkan gosip itu dari kantornya. Kebetulan satu-satunya adik sepupu Leo yang bernama Miriam, akan menikah bulan depan.

"Yups, satu lagi alasan kenapa aku harus segera hamil dan memiliki anak."

Siapa saja yang mendengarkan perkataan Syerina barusan, pasti akan merasa iba.

"Udah ... udah. Kita sudah sampai. Please, lupakan semua masalah untuk sejenak dan menyenangkan diri kita sendiri," pinta Rossa.

Ia tidak mau kedua temannya kehilangan mood untuk malam ini.{}