hotbuku

Let’s Read The World

Open APP
Cinta Segitiga

Cinta Segitiga

Author:Maisy Asti

Kawin kontrak | Finished

Introduction
Rumah tangga yang tadinya harmonis akhirnya pecah Karena pernikahan kedua, bukan tanpa alasan adanya Pernikahan kedua tapi karena sang istri tidak mau punya Anak karena tubuhnya yang indah itu tidak mau rusak dan Kendor, entah akan seperti apa cerita rumah tangga mereka? Karena sang suami akhirnya menikah lagi dengan gadis yang Lebih muda agar bisa mendapatkan keturunan. Ikutin yuk, akan seperti apa cerita cinta segitiga mereka?
Show All▼
Chapter

Pagi yang begitu cerah terlihat keluarga kecil yang terlihat bahagia. Seperti pagi-pagi biasanya Almira selalu meyiapkan sarapan untuk sang suami sebelum suaminya berangkat ke kantor.

Mira sibuk di dapur, seperti wanita yang lainnya setiap pagi di bergelut dengan celemek yang menempel di tubuhnya untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya.

Setelah selesai memasak Mira menyiapkan semua masakan di atas meja makan. Pagi ini Mira masak udang balado dan cumi goreng tepung.

"Mas, sarapan dulu!" Mira tersenyum pada sang suami, senyum hangat selalu terlihat di sudut bibir Mira setiap hari.

Arya, menarik kursi meja makan lalu dia mendaratkan pantatnya di kursi itu. "Kamu masak apa, sayang?" tanyanya sambil melihat wajah cantik istrinya.

"Makanan kesukaanmu mas, ada udang balado dan cumi tepung." Mira mengambil kan nasi dan lauk pauk yang ada ke dalam piring, lalu dia menaruhnya tepat di depan sang suami. "Makanlah mas!" Suruh Mira dan Arya menganggukan kepalanya.

Arya menatap Mira dengan tatapan begitu lembut, inilah istri yang selalu dia cintai dan sayangi.

Mira adalah seorang istri yang baik tapi karena salah pergaulan dia sering kali melupakan tugasnya sebagai seorang istri. Tugas-tugas yang biasa dia lakukan dengan baik menjadi terbengkalai karena Mira sekarang ikut grup senam, arisan bersama teman-teman dan sering kali pergi berlibur bersama teman-temannya itu bahkan kadang sampai tidak pulang.

Sedangkan Arya adalah suami yang begitu hangat, bahkan dia sangat menyayangi Mira dan selalu mencukupi apapun kebutuhan sangi istri secara lahir dan batin.

Pernikahan mereka yang sudah berjalan 5 tahun tapi belum di karuniai anak, membuat keluarga kecil ini sangat mendambakan sang buah hati dalam pernikahannya.

Setiap malam Arya berdoa agar segera hadirnya tangisan bayi di dalam keluarga kecilnya, tapi sampai saat ini doa itu belum di kabulkan.

Awalnya mereka begitu semangat dan terus berusaha agar secepatnya mendapatkan buah hati, tapi karena Mira akhir-akhir ini sibuk dengan kesibukannya bersama para teman-teman grub senamnya. Akhirnya Arya dan Mira lebih sering sibuk masing-masing dan Mira juga mulai cuek dengan suaminya, yang ada di otak Mira hanya cantik dan cantik. Mira juga menolak untuk hamil karena dia tidak mau melahirkan dan menyusui karena takut bentuk dadanya yang begitu indah itu menjadi kendor dan tidak indah lagi.

_____

Hari demi hari berlalu, perubahan Mira sangat jelas terlihat. Arya cukup sabar menghadapi istrinya ini, bahkan Arya sering sekali mengalah tapi istrinya ini semakin hari semakin melunjak bahkan berani melawan pada Arya. Tak jarang akhirnya mereka bertengkar hanya karena masalah sepele.

sampai suatu saat akhirnya Arya bertemu dengan seorang gadis cantik yang begitu ramah dan sangat cantik, dia adalah Kiara Maharani seorang gadis cantik yang usia nya baru 20 tahun ya sama Mira selisih hanya empat tahun sedangkan Arya berusia 27 tahun.

Arya adalah laki-laki yang berusia 27 tahun, dia begitu hangat dan sangat baik, tapi dia sering kali bersikap dingin.

Mira adalah wanita yang cantik dia berusia 24 tahun dan dia sangat perduli dengan penampilannya tapi dia juga sangat sombong dan begitu angkuh.

Kiara dia adalah gadis cantik yang cukup sederhana, rambutnya panjang dia begitu ramah tapi agak jutek.

Kiara kebetulan kerja di salah satu restoran yang tidak jauh dari kantor Arya. Bahkan Arya juga sering makan di restoran tempat Kiara bekerja.

Jika Arya datang ke restoran tempat Kiara bekerja, sekali-kali dia melirik Kiara yang terlihat cantik dan begitu ramah dengan para pelanggan restoran.

Entahlah, Arya sangat mengagumi gadis cantik itu hanya saja dia sudah menikah.

****

Jam menunjukkan pukul 12 siang, seperti siang biasanya Arya pergi makan siang ke restoran langganannya. Selain langganan Arya juga punya alasan tersendiri datang ke restoran itu yaitu ingin melihat wajah cantik Kiara.

"Gadis itu begitu cantik, lihat dia terlihat ramah," lirih Arya. Tapi dia segera menepis ucapannya karena dia sadar dia sudah punya seorang istri.

Arya kembali melanjutkan makannya, tapi bayang-bayang wajah Kiara terus menganggu pikirannya.

Kiara melayani setiap tamu yang berkunjung ke restoran dengan ramah dan selalu diiringi senyum yang begitu manis, Arya hanya berani menatap dari jauh-jauh saja karena dia sadar dirinya telah menikah.

Setelah selesai menikmati makanannya, Arya kembali ke kantor. Dengan raut wajah malas Arya terus menatap jam dinding yang sudah menunjukkan jam 3 sore.

"Tidak terasa, sekarang sudah jam 3 sore." Lirihnya, suaranya terdengar malas padahal sudah mau pulang kerja tapi rasanya malas sekali, apalagi setiap Arya pulang kadang Mira juga tidak di rumah. Entah kemana Mira pergi? Tapi dia tidak pernah izin pada Arya.

Dulu sebelum Mira kenal yang namanya senam dan arisan, Mira sangat patuh pada suaminya tapi sekarang Mira sangat jauh berbeda dari Mira yang dulu.

Arya memejamkan matanya, dia meratapi nasibnya apalagi dirinya yang sudah hampir menginjak kepala tiga tapi belum juga di karuniai seorang anak.

"Mira, akhir-akhir kamu berubah. Aku akui semakin hari kamu semakin cantik, bahkan lekuk tubuhmu semakin bagus dan dada kamu juga terlihat begitu kencang. Tapi aku tidak butuh semua itu, aku hanya ingin punya keturunan." Arya berbicara sendiri, kali ini hatinya sungguh di selimuti rasa sedih yang begitu dalam.

Jarum jam terus berputar, saat ini jam juga sudah menunjukkan pukul 5 sore. Mau tidak mau Arya harus pulang ke rumah.

Walaupun rasa males menyelimuti hatinya, tapi jika dia tidak pulang maka dia akan menjadi sama Mira yang sering tidak pulang dan tidak menginap dimana saja Arya tidak pernah tahu? Ponselnya saja kadang tidak bisa di hubungi jika dia sedang berada diluar sana.

____

Jalanan begitu macet, Arya terus melajukan mobilnya. Sesampainya di depan rumah Arya menghentikan mobilnya lalu langsung memarkirkan di garasi rumahnya.

Arya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya.

"Sayang, aku pulang." Ucap Arya, berharap istrinya menyambutnya dengan hangat seperti biasanya.

"Sayang, kamu dimana?"

"Mira, mas pulang!"

Berulang kali Arya memanggil istri tercintanya tapi tak kunjung ada jawaban dari dirinya. Arya menghela nafasnya dengan panjang dia berusaha sabar karena istrinya memang telah berubah akhir-akhir ini.

"Bahkan, sudah sesore ini Mira juga belum pulang." Arya menghela nafasnya dengan kasar.

Arya masuk ke dalam kamar, sesampainya di kamar Arya langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi, setelah selesai mandi Arya berganti pakaian.

"Mira kemana? Bahkan dia tidak mengirimkan pesan padaku atau menelponku." Arya menggeser layar ponselnya tapi tidak ada pesan atau telpon dari istrinya.

Arya lagi-lagi hanya bisa menghela nafas panjang, kini matanya di penuhi dengan amarah namun dia harus tetap sabar menghadapi istrinya ini. Entah sampai kapan? Arya akan sabar.

Dengan langkah malas, Arya keluar kamar dia menuju ke meja makan. Lalu membuka tudung saji, Arya semakin geram apalagi di meja makan tidak ada makanan sama sekali padahal dirinya sangat lapar.

"Mira, bahkan kamu juga tidak masak apa-apa untuk aku." Arya kembali menutup tudung saji itu.

Arya mencoba menelpon istrinya, Mira yang sedang sibuk dengan teman-temannya dia tidak mengangkat telpon dari Arya, bahkan dia hanya malah menonaktifkan ponselnya.

"Mir, bukankah itu suamimu yang menelpon? Kok tidak di angkat?" tanya Rara yang melihat tulisan Mas Arya di ponsel Mira.

"Sudahlah Ra, tidak penting. Dia itu memang tidak suka jika istrinya bahagia," jawab Mira. Dia terlihat sangat tidak perduli pada sang suami.

"Hati-hati Mir, namanya suami nanti jajan di luar loh. Apalagi Mas Arya sangat tampan sekali," celetuk Vivi mengingatkan Mira.

"Tidak akan terjadi Vi, dia itu sangat mencintaiku dan sangat nurut. Mana mungkin dia menghiatiku," ujar Mira dengan begitu yakin.

Kini Mira malah asik mengobrol, bahkan dia sama sekali tidak perduli dengan suaminya yang ada di otaknya Arya itu sangat cinta padanya jadi Arya tidak berani macam-macam di belakangnya.

Tapi yang namanya laki-laki, jika terlalu sering diabaikan dia juga akan merasa lelah dan biasanya jajan diluar.

____

Arya terlihat gusar, apalagi sudah jam 7 malam tapi Mira belum pulang juga dan ponselnya juga tidak aktif sampai saat ini.

Suara gagang pintu terdengar, Arya beranjak dari tempat dirinya duduk. Tatapannya terlihat garang melihat istrinya pulang dengan pakaian yang begitu sexy.

"Kamu dari mana?" tanya Arya dengan tatapan tajam.

"Mira, pakaianmu ini. Sungguh pakaian kurang bahan seperti ini kamu pakai," Arya geleng-geleng kepala. Dia tidak tahu lagi, harus bersikap seperti apa pada istrinya?

"Mas..."

Mira menghentikan ucapannya, membuat Arya menatapnya semakin garang.

"Kamu, darimana?" suara Arya begitu menggema di ruangan itu.

"Aku......"

Bersambung.